SOLOPOS.COM - Kondisi kawasan Baluwarti Keraton Kartasura, Sabtu (23/4/2022), setelah sebelumnya tembok benteng dijebol dan dikeruk. (Solopos-Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga tanah milik warga yang membongkar Benteng Keraton Kartasura ternyata tidak mencapai Rp1 miliar. Lahan seluas 680 meter persegi itu dibeli dengan harga Rp800 juta.

Pembeli lahan itu adalah Burhanuddin, 45, warga Sraten, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa tengah. Tanah itu dibeli dari seseorang bernama Linawati yang rumahnya berada di dalam kawasan tembok tersebut. Saat ini Linawati disebut sedang berada di Lampung bersama suaminya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Burhanuddin mengaku baru membayar separuh harga tanah yang patoknya sampai ke luar Benteng Kartasura. Dia pun mengaku tidak mengetahui jika lahan yang dibeli adalah benda cagar budaya.

“Itu kan masuk luas tanahnya SHM [Sertifikat Hak Milik], terus IKA [patok] nya ada di luar tembok itu. Saya tidak tahu [kalau tembok itu cagar budaya] kalau ada kan [harusnya] ada tulisannya,” jelasnya saat diwawancarai wartawan di lokasi, Jumat (22/4/2022).

Baca juga: Lahan Benteng Kartasura yang Dijebol Warga Ternyata Belum Dibayar Lunas

Pada Kamis lalu dia menyebut hanya ingin membersihkan semak-semak di sekitar tembok. Dia kemudian menjebol tembok untuk membuat akses masuk. Dia juga meratakan tanah yang berada di tengahnya karena kondisinya tidak landai.

“Kemarin kan kaya alas [hutan] itu jadi [bagian tengah] saya ratakan. Saat ini dihentikan belum tahu sampai kapan masih menunggu [keputusan dari pihak berwenang],” sambung dia.

Salah seorang kerabat Burhanuddin, Bambang Cahyono, 54, mengatakan tanah itu dibeli untuk dibangun indekos. Lokasi Benteng Kartasura yang dijebol itu berada di Krapyak Kulon RT 002/RW 010, Kelurahan/Kecamatan Kartasura.

Baca juga: Ini Warga yang Jebol Benteng Keraton Kartasura Pakai Buldoser

Dia mengaku penjebolan itu dilakukan keponakannya lantaran tidak dilarang oleh warga. Bahkan dia menyebut diminta oleh perangkat RT setempat untuk menjebol dan membongkar Benteng Kartasura tersebut.

“Selama dua pekan kami membersihkan di sini tidak ada yang mendekati, mengarahkan, tidak ada yang melarang. Justru pak RT dan warga menyuruh melakukan pembongkaran karena menghabiskan kas RT selama 30 tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya