SOLOPOS.COM - Drone untuk penyemprotan pupuk cair area sawah Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Senin (22/11/2021).(Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Teknologi pertanian kini kian berkembang cukup pesat. Mekanisasi pertanian mulai marak diaplikasikan, seperti penggunaan transplanter untuk menanam padi dan harvester untuk memanen.

Di antara mekanisasi pertanian yang sudah berkembang namun belum cukup populer di kalangan petani adalah penggunaan drone untuk penyemprotan. Baik penyemprotan pupuk maupun pestisida.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Padahal, penggunaan drone untuk penyemprotan ini bisa memangkas waktu dan tenaga petani. Pasalnya, penyemprotan pupuk atau pestisida di satu hektare tanaman padi bisa tuntas dalam waktu 11 menit saja. Memang, harga drone untuk pertanian ini masih terbilang mahal, puluhan hinga seratusan juta rupiah. Namun, seperti halnya penggunaan transplanter dan harvester, petani tak perlu membeli drone untuk bisa menggunakannya. Cukup dengan sewa.

Baca Juga: Enaknya Semprot Pupuk Pakai Drone, 1 Ha Lahan Tuntas dalam 11 Menit

CV Sapta Teknologi Mandiri merupakan salah satu penyedia jasa penyemprotan lahan pertanian menggunakan drone. Menurut founder CV Sapta Teknologi Mandiri, Khairil Fadli, sekali terbang drone-nya bisa menggendong 10 liter cairan. Dengan kapasitas tersebut bisa mengaver area 1-1,3 hektare lahan.

“Kapasitas tangkinya 10 liter untuk mengkaver area 1-1,3 ha per sekali terbang. Waktu yang dibutuhkan sekitar 11-15 menit. Sehari maksimum 15 ha, tergantung cuaca,” ujar Khairil sebelum menerbangkan drone dengan enam baling-baling itu.

drone penyemprot pupuk
Drone untuk penyemprotan pupuk cair area sawah Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Senin (22/11/2021).(Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Bagi petani yang berminat menggunakan drone untuk penyemprotan ini bisa menyewa dengan tarif mulai dari Rp180.000 hingga Rp250.000 per ha. Petani cukup menyediakan pupuknya. Drone ini juga bisa diprogram sehingga dapat melakukan penyemprotan secara otomatis, tanpa perlu dikendalikan secara manual oleh operator.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Kenalkan Phonska OCA di Karanganyar, Ini Keunggulannya

Drone ini memiliki baterai berkapasitas 22.000 mAH dan tahan terbang hingga 17 menit dalam kondisi baterai penuh.

Ia menjelaskan kelebihan pemupukan menggunakan drone dibandingkan dengan tenaga manusia antara lain lebih efisien dari sisi waktu dan lebih merata.

“Lebih cepat dari segi waktu, lebih merata, spacing bisa diatur. Ketinggian juga bisa diatur, misalnya angin di sawah berembus kencang, kita pakai 1,2 meter di atas permukaan tanaman, dan kalau angin sepoi-sepoi saja kita bisa pakai ketinggian 2 meter,” imbuhnya.

Salah satu petani di Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Tarman, mengaku tertarik dengan teknologi ini. Namun saat ini ia masih memilih/mampu melakukan pemupukan dengan tenaganya sendiri untuk menyiasati efisiensi biaya operasional.

Baca Juga: Gapoktan Sebut Keterlibatan DPRD dalam Maraknya Penggunaan Sumur Sibel

“Sebenarnya tertarik. Tapi kalau harus sewa alat berarti saya harus keluar uang. Padahal harga gabah saat panen susah sekali dinaikkan. Jadi [pemupukan] ya saya semprot sendiri dulu saja. Nanti kalau harga gabah bagus, bisa kami pertimbangkan dengan teman-teman,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya