SOLOPOS.COM - Ilustrasi luweng (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Solopos.com, WONOGIRI – Luweng atau sumur di dalam perut Bumi bukan hanya ada di Wonogiri, Jawa Tengah. Sumur dalam yang biasa disebut doline atau sinkhole itu bisa ditemukan di wilayah pegunungan karst seperti di sepanjang Gunung Sewu yang terbentang dari Bantul, DIY, hingga Pacitan, Jawa Timur.

Luweng menjadi salah satu ciri khas tanah di pegunungan karst, sehingga bisa ditemukan di sepanjang Pegunungan Sewu. Bahkan ada beberapa dolina yang dijadikan sebagai objek wisata karena ukurannya yang cukup besar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Wah... Ada Ratusan Luweng di Wonogiri Selatan

Pegunungan Sewu

Dalam penelitian Geomorfologi dan Hidrologi Karst dari Fakultas Geografi UGM Jogja disebutkan doline merupakan bentuk lahan yang paling banyak dijumpai di kawasan karst seperti di wilayah Pegunungan Sewu yang merupakan UNESCO Global Geopark yang membentang dari wilayah Bantul, DIY, hingga Pacitan, Jawa Timur, dan melintasi kawasan Gunungkidul serta Wonogiri selatan.

Gunungsewu memiliki 7.280 bukit dengan kawasan karst seluas 1.300 km2. Di bawah bukit karts terdapat gua-gua yang dialiri sungai atau biasa disebut luweng.

Baca juga: Janda Cianjur Ngaku Hamil Gegara Angin Semriwing Ternyata Masih Terikat Pernikahan

Dengan demikian, luweng bukan hanya berada di wilayah Wonogiri, tetapi juga di Gunungkidul, Wonogiri, hingga Pacitan.

Ada dua luweng di Pacitan, Jawa Timur, yang menjadi objek wisata, yakni Luweng Ombo dan Goa Luweng Jaran. Bahkan Goa Luweng Jaran ini disebut sebagai yang terpanjang di Pulau Jawa. Luweng Jaran di Pacitan adalah gua terpanjang Gunungsewu dengan panjang total mencapai 20 km.

Demikian juga dengan luweng yang berada di Gunung Kidul, DIY yang beberapa di antaranya menjadi objek wisata. meski demikian, fungsi utama luweng adalah membentengi Gunung Kidul dari banjir karena berperan menyerap air pada musim hujan agar air tidak meluap ke rumah warga.

Gua terdalam pada jajaran Gunungsewu adalah Luweng Buh dengan kedalaman 200 m dan gua terpenting sebagai penopang sumber air bagi masyarakat Gunung Kidul adalah Gua Seropan.

Baca juga: Alasan Dibangun Rel Layang di Simpang Joglo: Ongkosnya Lebih Murah

Fungsi Luweng

Pada prinsipnya luweng merupakan saluran pembuangan serta penampung air yang tercipta secara alami. Ketika luweng tersumbat, maka aliran air tertahan sehingga tidak bisa mengalir lancar, bahkan menggenangi kawasan sekitarnya.

Lubang sumur ini terbentuk akibat erosi yang menyebabkan retakan pada struktur batu gamping di dalam perut Bumi yang mudah larut dalam air. Adanya aliran di bawah tanah itu menyebabkan munculnya rongga batu gamping karena di bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai. Proses ini berlangsung terus menerus sehingga akhirnya membentuk lubang yang cukup besar di permukaan tanah.

Kedalaman lubang ini pun bervariasi, ada yang mencapai 100 meter. Namun, mulut luweng bisa saja tertutup karena proses erosi dan deposisi yang sering kali tidak disadari.

Baca juga: Yeay! Jalan Solo – Purwodadi Diperbaiki Maret 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya