SOLOPOS.COM - Kristian Adelmund mulai tak betah di PSIM (JIBI/Harian Jogja/dok)

Kristian Adelmund mulai tak betah di PSIM (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—Ketidakjelasan mengenai pembayaran gaji dan bonus membuat legiun asing gerah. Salah satunya, pemain jangkar PSIM asal Belanda, Kristian Adelmund. Pemain kelahiran 1 Februari 1987 tersebut mengeluhkan sikap dingin manajemen PSIM.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengakui mulai tidak nyaman dengan kinerja manajemen klub. Bahkan, pemain yang memiliki postur 193 cm ini menuding manajemen PSIM tak profesional.

Ekspedisi Mudik 2024

“Bayangkan, kami sama sekali tak mendapatkan hak kami selama dua bulan hingga sekarang,” ujarnya, ketika dihubungi Harian Jogja, Senin (14/5).

Selama ini, diakuinya, pihak manajemen hanya memberikan janji-janji saja kepada para pemain, namun tak ada satu pun yang dipenuhi. ”Inilah yang membuat kami, terutama saya, merasa dibohongi,” tuturnya.

Menurut mantan pemain VV Capelle Belanda ini, tidak seharusnya pemain dihadapkan secara langsung kepada permasalahan finansial yang melanda tim. Seharusnya, menurut Kris, sapaan akrab Adelmund, pihak manajemen sesegera mungkin menyelesaikan persoalan tersebut tanpa harus mengumbar janji kepada para pemain.

Tak hanya itu, ia mengritik keras pihak manajemen yang ternyata dinilainya sudah tak bisa lagi sejalan dengan semangat dan antusiasme pemain, pelatih serta suporter.

Dikatakannya, selama ini, ia melihat betapa pemain, pelatih dan suporter sudah saling bahu membahu dan bekerja keras agar PSIM bisa lolos ke Indonesia Super League (ISL). Terbukti, tambahnya, PSIM kini memang tinggal selangkah lagi untuk bisa lolos ke babak delapan besar sebagai upaya membuka pintu menuju ke ISL. ”Tapi nyatanya, apa yang dilakukan manajemen. Mereka seperti sama sekali tak mendukung kerja keras kita semua,” tegasnya.

Sebelumnya, Manajer PSIM Aji Sutarto mengharapkan kepada para pemain agar tetap bersikap tenang dan profesional. Ditegaskannya, pihak manajemen tetap akan berpihak kepada para pemain, terkait dengan segala kepentingan dan hak para seperti gaji dan bonus. ”Tapi memang, harus dipisahkan, mana gaji dan bonus. Karena dua hal itu berbeda kewenangan,” paparnya.

Dalam waktu dekat, setidaknya sebelum digelarnya babak delapan besar, pihaknya berjanji akan melakukan pertemuan dengan pemain terkait pembahasan mengenai tunggakan tersebut. ”Terutama tunggakan bonus. Karena yang menjadi kewenangan kami memang adalah pembayaran bonus. Sedangkan gaji adalah kewenangan PT NPI [Nirwana Persada Indonesia],” ujarnya.

Terpisah, Manajer Sarana dan Prasarana PSIM, Djarot Sri Kastawa, saat ditemui di kantor Pengprov PSSI DIY kemarin mengakui bahwa terkait tunggakan tersebut, pihaknya telah menyerahkan laporannya kepada Dewan Pembina PSIM dengan jumlah nominal mencapai Rp600 juta.

Jumlah tersebut termasuk utang pembayaran uang sewa lapangan Mandala Krida sebesar kurang lebih Rp40 juta, uang katering wisma pemain sebesar Rp50 juta, serta uang listrik sebesar kurang lebih Rp30 juta. Ia menegaskan dari jumlah yang dilaporkannya tersebut, pada dasarnya, sebagian sudah dicicil oleh pihak manajemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya