SOLOPOS.COM - Okta Undang Suhara, Peneliti PACIVIS UI, Pascasarjana Kajian Terorisme Internasional FISIP Universitas Indonesia. (FOTO/Istimewa)

Okta Undang Suhara, Peneliti PACIVIS UI, Pascasarjana Kajian Terorisme Internasional FISIP Universitas Indonesia. (FOTO/Istimewa)

Potensi teror dapat diperkirakan jika finas intelijen menerapkan metode kaca pecah. Metode ini didasari pada keyakinan bahwa retakan kecil di permukaan kaca jika tidak diatasi akan berujung pada remuknya kaca. Problem utama saat ini dari daur intelijen bukanlah di pengumpulan data, namun diseminasi produk intelijen dan rekomendasi teknis kebijakan nasional kontra teror.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Serangkaian serangan terhadap polisi (17, 18 dan 30 Agustus 2012) di Solo serta ledakan dini di Tambora dan Depok, Jawa Barat, Merupakan indikasi peralihan fase strategi yang fokus dan taktik tersegmen (diskriminatif). Para sarjana awalnya mendefinisikan terorisme “The use of violence against civilian” dan dilakukan dengan taktik random & indiscriminate. Target teror kini justru aparat (noncivilian) yang diasumsikan selalu bersenjata. Pemilihan target juga tidak lagi acak dan semakin terdiskriminasi pada aset atau personel dari aktor keamanan.

Perubahan pola dan taktik serangan tersebut seharusnya dapat dideteksi sejak beberapa kurun terakhir. Upaya aparat mempersulit suplai logistik dalam meracik bahan peledak, membuat teroris bertahap secara rasional beralih ke senjata kecil atau kaliber ringan (small arms & light weapon). Studi kasus di Pakistan maupun Filipina menunjukkan pola serangan teror bergerak ke insurjensi dengan aktor keamanan sebagai target dan senjata serbu sebagai mediumnya. Kasus di Depok dan Tambora adalah sinyal bahwa generasi baru teroris masih belum cakap meracik bom. Sementara generasi yang sebelumnya lebih cakap dalam field engineering karena lulusan perang dari palagan Afghanistan, mengalami missing link dengan kelompok ini.

Ketidakcakapan ini akan mengubah strategi bom yang awalnya medium teror efektif menjadi bergeser. Penyebabnya, beberapa dari kelompok lama telah tewas atau ditangkap, sementara alumni Afghan yang lain lebih memilih kembali ke masyarakat dan hidup secara damai. Mereka inilah mayoritas yang sebenarnya dan seharusnya pemerintah lebih peduli. Meskipun ancaman bom masih sangat relevan, opsi paling strategis jangka pendek adalah penggunaan senjata api dan aparat sebagai target.

Metode Intelijen

Kasus penembakan Polsek Hamparan Perak dan Perampokan CIMB Niaga Medan, di mana polisi menjadi target adalah titik balik dari perubahan modus teror. Dalam membuat perkiraan keadaan (forecasting) terkait pergeseran ancaman, aparat dapat menggelar covert action maupun operasi klandestin didalam menjejak sel-sel teror. Operasi ini memungkinkan karena dukungan politik berupa UU tentang Intelijen Nasional sudah resmi diketok DPR RI. Sebagai end user dari komunitas intelijen di Indonesia, Presiden SBY juga sudah memberikan instruksi agar BNPT, Polri ,TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN) bersinergi dalam membongkar pelaku serangan serta untuk mencegah kemungkinan serangan teror baru.

Instruksi Presiden tersebut mengharuskan dinas intelijen terkait untuk segera menggelar operasi intelijen. Hank Prunckun (2010) dalam Andi Widjajanto (2011) menjabarkan beberapa operasi intelijen yang harus dilakukan dinas-dinas intelijen dalam mengurangi ancaman (threat), risiko (risk) dan kerawanan (vulnerability) pada kurun waktu tertentu.

Prunckun dalam Handbook of Scientific Methods of Inquiry for Intelligence Analysis menawarkan beragam metode analisis seperti SWOT, PEST, force field, pareto, fishbone, morhological hingga genealogical analysis untuk secara ilmiah menentukan koefisien status keamanan nasional. Bagi Prunckun, konsensus politik tentang status keamanan negara akan menentukan efektivitas dari sebuah operasi intelijen yang digelar.

Kaca Pecah

Potensi serta kerawanan atas ancaman aksi teror dapat diperkirakan jika dinas intelijen terkait menerapkan metode kaca pecah. Metode ini didasari pada keyakinan bahwa retakan kecil di permukaan kaca jika tidak diatasi akan berujung pada remuknya kaca. Dalam menerapkan metode ini, BIN telah mendapat dukungan politik melalui UU Intelijen dan memiliki kewenangan khusus dalam mengantisipasi eskalasi gerakan jejaring teror. Eskalasi gerakan bisa dimulai dari perluasan dan pendalaman ideologi jejaring atau akumulasi logistik dan keuangan jejaring, konsolidasi pimpinan jejaring hingga peningkatan kapasitas militer untuk melakukan serangan teror (Widjajanto, 2011)

Dikarenakan intelijen negara saat ini telah memiliki perangkat hukum positif yang mengatur sebuah operasi di lapangan, indikasi remuknya kaca seharusnya dapat dijejak sedari retakan. Di sisi lain, analisis-analisis intelijen yang didapatkan dari fakta-fakta intelijen dilapangan yang cenderung berasal dari sumber-sumber terbuka masih relevan digunakan untuk mengukur derajat keamanan negara. Problem utama saat ini dari daur intelijen bukanlah di pemrosesan maupun pengumpulan data. Akan tetapi diseminasi produk intelijen dan rekomendasi kepada pengguna akhir (end user) untuk teknis kebijakan nasional kontra teror.

Pernyataan SBY bahwa intelijen gagal terkait penembakan di Solo, bukan hanya kontraproduktif namun juga menampar komunitas intelijen. Meski sudah konsekuensi ketika seorang insan intelijen mengabdi dengan resiko gagal dicaci maki dan prestasi tak dipuji, namun dengan melimpahkan kesalahan semata pada komunitas intelijen sejatinya justru menepuk muka sendiri. Hal ini karena presiden selaku pengguna akhir adalah bagian dari siklus intelijen yang berperan dalam menerima laporan akhir (dissemination) sekaligus evaluasi pasca diseminasi produk intelijen yang akan berguna untuk proses perencanaan dan pengarahan (planning & directing) didalam siklus intelijen.

Kegagalan proses politik di dalam memberikan kepercayaan bagi dinas-dinas intelijen akan mengakibatkan skenario kaca pecah terus-menerus menimpa kita dan berujung pada terjadinya serangan teror baru di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya