SOLOPOS.COM - Vidya Spay Putri Ayuningtyas

Gagasan ini dimuat Harian Solopos edisi Jumat (15/12/2017). Esai ini karya Vidya Spay Putri Ayuningtyas, alumnus LPDP Scholarship dan PFP YSEALI Fall 2017 in Economic Empowerment. Alamat e-mail penulis adalah vidyaspaye@gmail.com.

Solopos.com, SOLO–Perbedaan waktu 14 jam antara California dan Indonesia membuat saya berusaha keras untuk melawan jetlag dengan mengembalikan rutinitas di Indonesia seperti semula setelah 1,5 bulan magang di Benua Amerika.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saya adalah arsitek dan perencana kota yang telah menghabiskan 10 tahun merancang beberapa bangunan dan kota di berbagai kota di dunia dan memutuskan kembali ke kota kelahiran saya, Solo, dan berkarier sebagai dosen dan tenaga ahli muda di dunia arsitektur dan perencanaan kota dan saat ini mencoba memperluas ilmu dan praktik perencanaan desa yang berkelanjutan.

Perjalanan secara mandiri dan random ke Norwegia Utara merupakan titik balik dalam perjalanan karier saya yang membuat saya melihat potensi desa yang produktif dan powerful di Norwegia dan memutuskan kembali ke Indonesia dan membangun desa di Indonesia. Perjalanan ke Caifornia memperkuat visi, misi, dan aksi perencanaan desa.

Setelah lulus dari studi master di Human Settlements atau Permukiman Penduduk di KU Leuven, Belgia, saya mengisi dua tahun terakhir dengan mengajar arsitektur di Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dan membantu komunitas desa-desa dan beberapa pemerintah daerah di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Saya membantu mengembangkan planning, program, project, dan policy. Kegiatan dua tahun terakhir ini, mendampingi masyarakat dan pemerintah mengembangkan planning, program, project, dan policy, membuat saya mendapatkan kesempatan fellowship di Amerika Serikat selama 1,5 bulan.

Professional Fellowship Program Young South East Asian Leaders Initiative (PFP YSEALI) in Economic Empowerment adalah nama program magang selama 1,5 bulan di Amerika Serikat yang dibiayai The US Department of State’s Bureau of Education and Cultural Affairs (ECA) Professional Fellows Division.

Program 1,5 bulan ini dimulai dari introduction selama tiga hari di Washington DC, kurang lebih sebulan magang di beberapa kantor pemerintah, NGO, perusahaan, komunitas, dan institusi pendidikan di beberapa negara bagian di United State of America dan ditutup dengan tiga hari kongres di Washington DC sebelum akhirnya kembali lagi ke negara masing-masing.

Selanjutnya adalah: Saya mewakili pemuda Solo dan ditempatkan di

Mewakili Solo

Saya mewakili pemuda dari Solo dan ditempatkan di Governor’s Office Planning and Research di California dengan lima pemuda lainnya, yaitu Hijrah Saputra (Sabang) di Artist for Humanity di Boston, Mohamad Romdoni (Bandung) di Little Rock Urban Farming, Arlington; Annisa Hasanah (Bogor) di Konsultan Bisnis Delloit, Virginia; Nazar Malik (Makassar) di Chicago Public School, Chicago; Tisha Rumbewas (Papua) di Brain-food, Washington DC.

Saya dan lima pemuda Indonesia ini terpilih dari ratusan pemuda  dari seluruh Indonesia melalui seleksi administrasi, interview, dan screening yang cukup ketat.  Saya merasa sangat beruntung dapat mengikuti program magang selama 1,5 bulan di US.

Melalui program ini saya bertemu dan membangun silaturahmi dengan lima pemuda Indonesia lainnya yang tergabung dalam PFP YSEALI in Economic Empowerment dan saat ini menjadi sahabat baik. Saya juga berkenalan dengan puluhan pemuda dari Asia Tenggara lainnya yang tergabung dalam YSEALI Program dan ratusan pemuda dari seluruh dunia yang tergabung dalam PFP.

Kurang lebih terdapat 273 pemuda dan pemudi dari beberapa negara yang memiliki visi, misi, dan prestasi sangat luar biasa. Yang menarik dari mengenal pemuda era disruptive innovation ini adalah munculnya banyak peran dan model bisnis baru yang dikerjakan generasi muda untuk menyelesaikan beberapa masalah dan tantangan dan sangat berbeda dengan beberapa profesi yang dilakukan generasi sebelumnya.

Banyak generasi muda yang mendunia dengan mendirikan bisnis dan peran baru yang menyelesaikan masalah masyarakat, negara, dan dunia secara unik dan ”tidak jelas” atau sulit dipahami generasi sebelumnya yang cenderung memiliki minat profesi yang serupa sebagai pegawai negeri, dokter, akutan, arsitek, dan profesi lainnya.

Kesempatan magang di Governor’s Office Planning and Research di California memberikan kesempatan saya belajar, bekerja, dan berkolaborasi tentang perencanaan dan riset yang dilakukan pemerintah California. Saya bertugas menguhubungi dan mengajak kerja sama beberapa departemen pemerintahan di California dan potential collaborator untuk Wood Production Working Group yang menyelesaikan isu jutaan kayu yang kering dan mati di Sierra Nevada, California.

Saya mempelajari beberapa best practices tentang efisiensi energi, zero net energy, green rating system, green coding dari multi-family housing untuk mendukung program Affordable Housing and Sustainable Community pemerintah California.

Saya juga membantu tim Under 2 Coalition dalam menerjemahkan beberapa surat dan dokumen ke bahasa Indonesia dan mengajak beberapa pemerintah daerah dan pusat di Indonesia bekerja sama dengan semua pemimpin dunia dalam penurunan emisi dan climate change.

Saya terlibat dalam berdiskusi tentang pembangunan kereta cepat yang meminimkan pemindahan komunitas asli (displacement community) dan pengaruh terhadap lahan produktif di beberapa rural area di California. Mengikuti council meeting dan strategic growth meeting saya lakukan selama satu bulan penuh di California.

Selanjutnya adalah: Transparansi meminimkan korupsi, kolusi, dan nepotisme

Transparansi

Yang menarik dari perencanaan oleh team Governor’s Office Planning and Research California adalah transparansi meminimkan korupsi, kolusi, dan nepotisme, mengikutsertakan secara aktif publik dan general guideline yang jelas, serta one map policy.

Office Planning and Research California sebagai moderator dan koordinator dari seluruh agenda, program, dan kebijakan dari banyak departemen dan divisi di pemerintahan. Inisiasi yang dilakukan Office Planning and Research ini merupakan yang kali pertama di dunia, belum ada di Indonesia. Kita sering bingung ketika bekerja dengan beberapa departemen pemerintahan di Indonesia.

Office Planning and Research memiliki general guideline yang menyupervisi semua kebijakan dan pemetaan yang mencakup military land-use, conservation-conservation nature and ecology landscape, perumahan dan transportasi, agenda politik, sosial dan ekonomi.

Setiap ada waktu luang saya menyempatkan hadir di beberapa diskusi panel tentang berbagai isu yang dihadapi California pada khususnya dan Amerika Serikat pada umumnya. Salah satu di antaranya adalah diskusi Homelessness in California: Cause and Solution yang menghadirkan banyak tokoh penting.

Ditengah gross domestic product yang luar biasa tinggi dan masih memimpin dunia, Amerika Serikat berada di posisi pertama dan California nomor enam, gelandangan atau tunawisma masih banyak menghiasi jalan-jalan dan kota-kota yang cantik di California.

Banyaknya gelandangan di California bukan karena cuaca yang hangat dan perilaku manusia, namun karena pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat. Ketika banyak kota dan desa lain di seluruh dunia menghasilkan apel, keju, susu, cokelat, desa dan kota di California menghasilkan apel yang lain, ayam goreng bermerek, film terbaik di dunia, teknologi Internet, media sosial, informasi, brand, paten yang dicintai masyarakat dunia.

Penempatan lokasi bekerja dan tempat tinggal di California membuat saya merasakan dinginnya East Coast dan hangatnya West Coast pada musim gugur 2017 di Amerika serikat lalu. Perjalanan antara Washington D.C. yang berlokasi di East Coast dan California yang berlokasi di West Coast membuat saya dapat bertransit sejenak di beberapa bandara lain di New York, Denver, Houston, Texas.

Saya menghabiskan waktu lebih lama di West Coast. Saya tidak dapat mengeksplorasi Chicago dan New York yang masuk dalam list state yang ingin saya kunjungi dan saya eksplorasi. Saya tidak mau kehilangan banyak kesempatan pada waktu yang singkat. Saya memutuskan mengunjungi beberapa bangunan, ikon dunia, peninggalan, dan komunitas di beberapa kota dan county di California, San Francisco, San Diego, Sacramento, dan Los Angeles saat akhir pekan.

Selanjutnya adalah: Selain mengenal kepemimpinan, isu dunia, dan membangun



Kepemimpinan

Selain mengenal kepemimpinan, isu dunia, membangun networking atau silaturahmi dengan banyak pemuda, bekerja secara profesional dengan banyak kantor penting di Amerika Serikat, saya juga tinggal bersama keluarga Amerika, keluarga Rivkah Sass, seorang direktur perpustakaan pusat di Sacramento (Sacramento Cetral Library).

Saya yang membaca sangat menikmati tinggal bersama keluarga Sass karena rumahnya dipenuhi banyak buku bagus. Saya mendapatkan tur dan akses gratis membaca banyak buku di perpustakaan pusat Sacramento.

Saya yang tidak pernah memiliki pengalaman berinteraksi dengan anjing akhirnya dapat berinteraksi secara baik dengan Copper dan Pousy (nama anjing bertipe great haunter dan berwarna hitam milik keluarga Sass).

Saya menemukan beberapa keunikan masyarakat Amerika Serikat umumnya atau California khususnya. Masyarakat Amerika Serikat sangat mencintai anjing. Mereka dapat berkomunikasi dan membangun networking hanya dengan memberikan perhatian dan apresiasi terhadap anjing milik orang lain yang ditemui di jalan.

Mereka kemudian berdiskusi dan berlanjut ke arah yang lebih berat dan serius dan sering diikuti dengan saling bertukar kartu nama dan ajakan berkolaborasi jika mereka menemukan ada kecocokan peran yang mereka jalankan. Rumah tiga lantai milik Rivkah Sass yang terbuat dari kayu dilengkapi banyak mesin didalamnya. Ada mesin pencuci piring, memasak, pembuat kopi, alat mencuci dan mengeringkan pakaian, dan masih banyak lagi.

Saya juga belajar melakukan gardening dan composting dari sampah basah yang dikumpulkan di rumah keluarga Sass dan dikelola bersama secara berkelompok dengan tetangga di community garden. Masyarakat Sacramento di kantor dan di sekitar rumah Rivkah Sass sangat disiplin memilah dan mengolah sampah.

Selain mengenal budaya dan cara hidup masyarakat Amerika Serikat, saya juga membawa misi untuk mengenalkan budaya dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia melalui pakaian batik dari Solo, Garut, Papua, Sasirangan Banjarmasin dan tenun dari Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur yang sengaja saya kenakan sehari-hari.

Saya juga mengenalkan cara memasak rendang, soto, bubur ayam, dan sebagainya untuk teman di kantor, keluarga Rivkah Sass, dan tetangga. Perdamaian dan komunikasi dapat dibangun dari kehidupan sehari-hari dan bertukar informasi yang benar.



Sebagai seorang muslim dengan jilbab, saya mendapatkan perlakukan yang sangat hangat dan manis dari masyarakat Amerika Serikat. Mereka sering mengatakan betapa cantiknya saya dengan jilbab saya dan betapa manisnya sikap saya menerima dan menghargai segala perbedaan.

Lebih dari itu, menghabiskan waktu mengikuti pelatihan leadership dan kegiatan volunteering dengan beberapa organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat juga menjadi sebuah kewajiban. Saya mendapat kesempatan melakukan kegiatan volunteering dengan komunitas perpustakaan.

Selanjutnya adalah: Saya membuat wayang untuk anak-anak korban perang

Wayang

Dalam kegiatan itu saya membuat wayang untuk anak-anak korban perang di refugee camp di Yordania. Bersama tetangga melakukan gardening dan composting. Saya mengalokasikan waktu tiga jam volunteering dengan organisasi bernama Food Bank yang cukup besar di Amerika Serikat untuk memberi bantuan makan, buah, pakaian, dan keperluan lainnya untuk para gelandangan.

Saya juga mempelajari model bisnis, supply chain, dan segala aktivitas sosial yang dilakukan oleh Food Bank pada orientasi dan pertemuan dengan banyak kaum muda, orang tua, pensiunan, dan pegawai yang juga aktif melakukan kegiatan volunteering sebagai sebuah kewajiban dan kesukarelaan.

Amerika Serikat memiliki banyak sekali organisasi dan kegiatan volunteering yang menakjubkan. Dari 85 kota dan desa lain di beberapa negara di dunia yang pernah saya kunjungi, saya merasa masyarakat Sacramento, California, adalah masyarakat yang paling ramah, manis, sopan, dan penuh perhatian.

Mereka berpendidikan yang baik, menyapa, mengapresiasi, membuat orang lain yang tidak dikenal merasa nyaman di jalan, di supermarket, di taman, dan seterusnya. Saya ingin mengajak pemuda Indonesia, khususnya di Solo, mengambil kesempatan untuk belajar sambil bekerja di beberapa kantor pemerintahan, perusahaan privat, konsultan, lembaga swadaya masyarakat, komunitas, institusi pendidikan penting di Amerika Serikat.



Pengalaman berharga yang bisa diperoleh adalah membangun kerja sama, kolaborasi, dan networking dengan banyak pemuda dari seluruh dunia lainnya dan merasakan kehidupan sehari-hari dan kebudayaan secara langsung dengan masyarakat di beberapa negara bagian di Amerika Serikat.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya