SOLOPOS.COM - Ilustrasi emas. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Emas adalah jenis logam mulia yang paling digemari masyarakat meski harganya naik turun tak pasti. Masyarakat membeli emas untuk dipakai sehari-hari ataupun niatan investasi agar bisa dijual kembali saat harganya terbilang menguntungkan.

Orang awam yang tak ingin mengambil risiko menganggap investasi emas aman atau risk free. Hal itulah kenapa banyak masyarakat senang membeli emas dan menyimpannya untuk investasi di kemudian hari ketimbang menggunakan uang mereka untuk membeli saham ataupun obligasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Daya tarik emas tak hanya itu. Pergerakan harga emas sangatlah dinamis bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun. Buat perbandingan, harga emas di Indonesia pada tahun 2015 yang hanya berkisar Rp490.000 sampai Rp 530.000 per gram. Tapi pada Selasa (9/11/2021) ini, harga emas UBS di Pegadaian ada di angka Rp930.000an untuk ukuran 1 gram. Artinya harga emas sudah naik signifikan.

Baca juga: Tak Kompak, Cek Harga Emas Pegadaian Selasa 9 November 2021

Penasaran apa sih yang membuat harga emas bisa naik turun tak menentu? Berikut penyebab perubahan harga emas seperti dikutip dari laman ojk.go.id dan bisnis.com:

1. Penawaran dan permintaan emas

Bila lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik. Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.

Sebagai informasi, ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas. Ada dua versi hasil hitung dari total emas yang ada di dunia. Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, yang memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton.

2. Kondisi Global

Situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Misalnya saat terjadi kerusuhan pada tahun 1998 yang berujung jatuhnya kekuasaan Presiden Soeharto. Dalam kondisi ekonomi dan politik kacau balau, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat. Karena itulah saat terjadi krisis atau perang, biasanya harga emas melonjak.

Nah, belakangan terjadi perang dagang Amerika Serikat dan China sehingga situasi itu memicu investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas. Tidak heran, harga emas naik karena memang peminatnya sedang banyak-banyaknya. Tapi saat kondisi adem ayem, emas bisa kekurangan peminat. Risk appetite investor datang lagi dan perburuan terhadap aset-aset berisiko pun dimulai. Harga emas bisa jadi turun.

Baca juga: Catat, Ini Tips Jualan Online di Tiktok untuk Pemula

3. Kebijakan Moneter

Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga. Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Sebab dolar menjadi tak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas.

4. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat

Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Oleh karena itu lah, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.

5. Inflasi

Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas. Hal ini dikarenakan masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.

Baca juga: Fix, 23 Negara Termasuk Indonesia Sepakat Tinggalkan Batu Bara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya