SOLOPOS.COM - Fitri Rejeki (kiri), warga Kampung Ngluwang, Kriwen, Sukoharjo, membaca Alquran ditemani bapaknya, Sukarno, di rumahnya, Jumat (16/2/2018). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Fitri Rejeki penderita lumpuh asal Sukoharjo tetap rajin mengaji.

Solopos.com, SUKOHARJO — Fitri Rejeki, 18, duduk selonjor di tikar. Kedua paha kakinya terlihat membengkak. Fitri memakai kaus warna biru muda dan celana pendek warna hitam. Sorot matanya terlihat kosong. Dia hanya sendirian di salah satu ruangan di rumahnya ditemani suara lirih televisi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga RT 001/RW 004, Kampung Ngluwang, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo ini menderita lumpuh sejak duduk di bangku kelas V SD. Kala itu, Fitri bercanda dengan teman-teman sekelasnya. Fitri dipukul tanpa sengaja oleh temannya di kepala bagian belakang. Dia lantas tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit.

Setelah kejadian itu, Fitri kerap mengeluh rasa sakit di kedua kakinya yang tak bisa digerakkan. Rasa sakit itu sering muncul saat ia berolahraga di sekolah atau terlalu lelah.

“Anak saya sempat melanjutkan sekolah ke jenjang SMP. Saat itu, Fitri sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Lailatul Qadar. Puncaknya, Fitri menderita lumpuh total saat duduk di bangku kelas II,” kata orangtua Fitri, Sukarno, saat berbincang dengan , Jumat (16/2/2018).

Kondisi kesehatan Fitri tak kunjung membaik sepeninggal ibunya yang mengembuskan nafas terakhir di Jakarta pada beberapa tahun silam. Almarhumah menderita sakit jantung dan meninggal di rumah sakit.

Sehari-hari, Fitri hanya bisa duduk selonjor sembari menonton televisi di rumah. Dia ditemani bapaknya yang mengurusi segala keperluannya seperti memasak.

“Fitri hanya bisa ngesot saat hendak buang air kecil ke kamar mandi. Setiap pagi, saya menyiapkan satu piring nasi dan lauk sebelum berangkat mencari rumput di sawah,” papar dia.

Sukarno menceritakan telah berulang kali memeriksakan anaknya ke RSUD Ir. Soekarno. Namun, kondisi kesehatan Fitri tak mengalami perkembangan signifikan. Hingga sekarang, Fitri selalu minum obat setiap hari.

Kendati lumpuh, Fitri cukup rajin menunaikan salat lima waktu dan membaca Alquran. Keterbatasan fisiknya tak menyurutkannya menjalankan perintah Allah SWT.

“Fitri rajin membaca Alquran. Dia belajar membaca Alquran sejak duduk di bangku SD,” terang Sukarno.

Sementara itu, Ketua RT 001, Kampung Ngluwang, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo, Munadi, mengatakan warga setempat menaruh empati terhadap Fitri yang lumpuh sejak lima tahun lalu. Beberapa warga kerap memberi sumbangan berupa kebutuhan pokok seperti beras dan gula.

Bahkan, para perantau atau kaum boro yang pulang ke kampung halaman juga sering memberi uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Warga sangat peduli terhadap Fitri yang menderita lumpuh,. Kasihan, hanya bapaknya yang mengurus setiap hari. Bapaknya bekerja sebagai buruh yang penghasilannya cukup minim,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya