SOLOPOS.COM - Ilustrasi gadai emas (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO -- Pandemi Covid-19 membuat masyarakat Solo menggadaikan emas mereka di Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal itu berdampak pada lonjakan gadai emas.

Tingginya gadai emas membuat omzet PT Pegadaian Cokronegaran, Solo melonjak menjadi hampir dua kali lipat atau 200 persen. Omzet kini menjadi Rp40-an miliar per bulan. Padahal sebelum pandemi Covid-19, omzet per bulan hanya sekitar Rp20-an miliar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Cabang Pegadaian Cokronegaran, Tri Bambang Sulistyo, mengatakan kenaikan omzet terjadi mulai April hingga sekarang. Menurutnya, lonjakan omzet 90 persen lebih di Pegadaian di Solo ini didominasi gadai emas.

Mengungkap Manfaat Psikologis Mendengarkan Lagu Galau

“Rata-rata transaksi gadai itu normalnya sekitar Rp25 miliar-Rp27 miliar per bulan. Adanya pandemi Covid-19 membuat masyarakat memilih menggadaikan barang [emas] mereka daripada menjualnya untuk berbagai kebutuhan,” ujar dia saat ditemui wartawan, di kantornya, Senin (22/6/2020).

Bambang menjelaskan omzet Pegadaian Cokronegaran pada Februari menuju Maret 2020 senilai Rp25,7 miliar. Angka itu melejit pada April 2020 dengan nilai Rp45,4 miliar dan pada Mei 2020 senilai 43,7 miliar.

Menurutnya, normalnya nilai omzet Pegadaian di Solo ini hanya Rp20-an miliar/bulan. Pihaknya memprediksi untuk Juni, omzetnya kurang lebih sama dengan Mei.

Getaran Gempa M5,0 Bangkitkan Trauma Gempa Klaten 2006

Dari omzet itu, 85% didominasi gadai emas. Sedangkan sisanya merupakan kredit mikro dengan agunan berupa kendaraan bermotor, gadget, hingga elektronik.

Syarat gadai emas maupun barang jaminan lain di Pegadaian sangat mudah diakses masyarakat. Antara lain, nasabah tinggal membawa fotokopi KTP atau identitas resmi lainnya, menyerahkan barang jaminan. Untuk kendaraan bermotor membawa BPKB dan STNK asli, lalu nasabah menandatangani Surat Bukti Kredit (SBK).

Gadai Dinilai Lebih Simpel dan Cepat

“Gadai ini lebih simpel dan cepat. Pada masa pandemi masyarakat memilih gadai daripada menjual emas mereka. Jika mereka beli lagi juga belum tentu bisa, maka solusinya datang ke Pegadaian,” paparnya.

Proyek Jembatan Rp948 Juta di Gilirejo Baru Sragen Diganggu Longsor

Di sisi lain, untuk nilai tebusan imbang dengan omzet. Akan tetapi, sebelum adanya wabah Covid-19 persentase tebusan lebih banyak. Namun, dua bulan terakhir pada April-Mei angka gadai yang melejit.

Di samping itu, jumlah nasabah yang melakukan transaksi di Pegadaian di Solo ini juga meningkat. Jika biasanya dalam sehari melayani  130 nasabah, kini naik menjadi 150-160 nasabah per hari. Artinya ada penambahan sekitar 15% untuk jumlah nasabah.

Ini Kondisi Gunung Merapi Setelah Gempa Pacitan

“Pegadaian sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang gadai maupun modal kerja. Sekarang bisa melalui tunai dan nontunai,” katanya.

Sebelumnya, Pengelola Distro Galeri 24 Pegadaian Cokronegaran Solo, Noorfi Kisoworo Wati, menambahkan pada Maret 2020, galerinya sukses menjual 3,7 kilogram emas.

Angka ini naik daripada bulan sebelumnya yang terjual 2,5 kg. Sedangkan sepanjang 2019, Galeri 24 sukses menjual 27 kg. Jumlah ini melebih target sebesar 20 kg.

Objek Wisata di Lahan Perhutani Boleh Buka Per 19 Juni 2020 Tapi Ada Syaratnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya