SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pemerintah sedang mengembangkan kawasan pertanian dalam skala luas berbasis komoditas hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatra Utara, sejak 2020.

Program untuk mewudkan kedaulatan pangan ini diyakini dapat mendukung pemenuhan kebutuhan dalam negeri, sehingga bisa meminimalisasi impor. Tantangannya cukup kompleks, pemerintah optimistis food estate bakal berhasil. Bahkan, pemerintah tidak menutup kemungkinan bakal mengembangkan ke daerah lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ini mengemuka dalam Solopos Virtual Talkshow dengan tema Food Estate Menuju Kedaulatan Pangan yang disiarkan langsung channel Youtube SoloposTv, akun Instagram Koransolopos, dan akun Facebook Solopos.com, Jumat (9/4/2021) malam.

Baca juga: Perpadi dan Pemuda Tani: Food Estate untuk Menjaga Swasembada Pangan

Diskusi menghadirkan tiga narasumber, meliputi Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto dan ekonom lembaga riset Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara. Selain itu Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Tengah, Munaji.

Dirjen Hortikultura Prihasto menyampaikan food estate dikembangkan di Kabupaten Humbang Hasundutan mulai 2020. Program ini ditarget dapat dikembangkan di lahan seluas 1.000 hektare (ha) pada 2020-2021. Ada tiga komoditas yang dikembangkan, yakni bawang merah, bawang putih, dan kentang.

Pada tahap awal, food estate dikembangkan di lahan 215 ha. Pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga 1.500 mdpl. Lahan tersebut merupakan lahan bukaan baru yang sebelumnya terdapat tanaman paku-pakuan dan alang-alang.

Baca juga: Blora Terpilih Jadi Percontohan Riset Tanam Padi di Lahan Sawah Tadah Hujan

Panen Perdana

Pembukaan lahan didukung beberapa pihak, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR). Sementara, Kementan berperan dalam aspek teknologi budi daya dan pemasaran. Petani mitra yang dilibatkan sebanyak 168 orang. Mereka terbagi menjadi tujuh kelompok yang masing-masing menggarap satu blok lahan.

“Petani sudah panen perdana untuk komoditas bawang merah dengan rata-rata produksi 6 ton/ha, kentang 10 ton/ha-12 ton/ha, sedangkan bawang putih diperkirakan baru bisa dipanen akhir April atau awal Mei,” kata Prihasto.

Baca juga: Survei Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi Tinggi, Tapi Tidak dengan Ma'ruf Amin

Dia melanjutkan, food estate dikelola petani di bawah naungan kelompok usaha bersama (KUB). Korporasi tersebut akan melanjutkan bisnis food estate ke depan dengan bekerja sama dengan tujuh offtaker atau perusahaan swasta. Pemerintah sudah memberi modal untuk pengembangan di lahan 215 ha hingga 1.000 ha. Para offtaker berperan menyerap hasil produksi dari KUB. Mereka juga akan mengelola food estate di lahan seluas 785 ha yang belum dikerjakan dengan bermitra dengan petani pemilik lahan setempat.

Selain menyerap hasil produksi, offtaker akan membiayai proses pembukaan lahan, aspek perbenihan, pemupukan, dan sarana produksi (saprodi). Bisnisnya dijalankan dengan sistem bagi hasil dengan petani.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya