SOLOPOS.COM - Area di bawah pintu air Dam Colo, Sukoharjo, dengan beton pemecah arus menjadi lokasi foto para goweser, Minggu (2/8/2020). (Solopos/Indah Septiyaning W)

Solopos.com, SUKOHARJO – Jadwal penutupan pintu saluran air Dam Colo di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, selama 30 hari dipastikan tidak ada perubahan. Penutupan pintu saluran air Dam Colo tetap diundur selama 10 hari dari 1 Oktober menjadi 11 Oktober 2021.

Pada Rabu (8/9/2021), Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) kembali menggelar rapat koordinasi (rakor) penutupan pintu saluran air Dam Colo. Rapat tersebut dihadiri sejumlah pejabat Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Sragen, dan Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembahasan difokuskan pada penyamaan persepsi ihwal rencana penutupan pintu saluran air Dam Colo. Diketahui, penutupan pintu saluran air Dam Colo merupakan agenda tahunan yang dilakukan pada awal Oktober.

Baca juga: Wajib! Produsen Beras Sukoharjo Harus Cantumkan Label Sukoharjo di Kemasan

“Banyak pertimbangan termasuk kontruksi bangunan dan debit air di Waduk Gajah Mungkur (WGM), Kabupaten Wonogiri. Lahan pertanian baik di sepanjang saluran Colo Timur dan Colo Barat juga menjadi bahan pertimbangan. Dam Colo ditutup pada 11 Oktober dan dibuka kembali pada 10 November. Tidak ada perubahan rencana penutupan Dam Colo,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, saat ditemui wartawan di Gedung Setda Sukoharjo, Kamis (9/9/2021).

Menyelamatkan Lahan Pertanian

Dia menerangkan perwakilan pemerintah daerah diminta memberikan masukan dan saran ihwal rencana penutupan pintu saluran air Dam Colo. Salah satu pertimbangan penutupan pintu saluran air Dam Colo diundur guna menyelamatkan lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Timur dan Colo Barat.

Hal ini disinkronkan dengan ketersediaan air yang dialirkan ke lahan pertanian selama sebulan.

“Pola tanam di lahan pertanian juga dibahas karena masa tanam (MT) III mundur sehingga tanaman padi membutuhkan suplai air pada Oktober mendatang,” ujar dia.

Baca juga: Kunjungi Polsek Polokarto Sukoharjo, Kapolda Jateng Ikut Panen Lele

Mantan Camat Grogol itu menyampaikan total lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Timur seluas 7.000 hektare. Sedangkan total areal persawahan di sepanjang saluran Colo Barat 1.000 hektare-2.000 hektare.

“Para petani bisa mengoptimalkan sumur dalam untuk mengairi sawah saat pintu Dam Colo ditutup. Hal ini sudah dilakukan petani selama bertahun-tahun,” papar dia.

Sub Koordinator Pelaksana Tugas Pelaksanaan Operasi Pemeliharaan SDA BBWSBS, Santosa, menyatakan penutupan pintu saluran air Dam Colo bisa diundur apabila memenuhi aspek teknis yakni ketersediaan air. Debit air saluran Colo Timur mencapai 16 meter per detik. Sementara debit air saluran Colo Barat mencapai 4,5 meter per detik.

Baca juga: IPAL Terpadu Limbah Ciu Sukoharjo Tak Kunjung Dibangun, Ini Penyebabnya

Selain ketersediaan air, pertimbangan utama penundaan penutupan Dam Colo adalah struktur bangunan bendungan. Apabila penundaan penutupan Dam Colo diundur lebih lama dikhawatirkan merusak struktur bangunan bendungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya