SOLOPOS.COM - Oni --kakak korban kecelakaan maut Bantul, Sella-- saat menerima santunan Jasa Raharja di Balai Desa Mranggen, Polokarto, Sukoharjo, Senin (7/2/2022). (Solopos-Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Salah satu keluarga korban meninggal kecelakaan maut bus di Bantul, DIY, mengaku memiliki perasaan buruk sebelum terjadinya peristiwa yang merenggut 13 nyawa tersebut.

Salah satunya diungkapkan Oni, kakak dari korban meninggal dalam laka bus Bantul atas nama Sella, 20, warga Sayangan, Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo. Oni mengaku mempunyai perasaan tak enak sebelum terjadinya kecelakaan bus maut itu. Oni mengaku berjumpa dengan adiknya sehari sebelum kejadian. Saat itu, dia mengaku kepribadian adik perempuannya sangat berbeda dibandingkan sebelumnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya merasa ada yang berbeda. Adik saya biasanya ceria, tapi saat itu sebelum kejadian saya merasa adik saya menjadi lebih murung. Seperti firasat tapi saya tidak menduga akan kehilangan adik saya,” ujar dia ketika berbincang dengan Solopos.com, di sela-sela acara penerimaan uang santunan Jasa Raharja di Balai Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Senin (7/2/2022).

Baca juga: Kecelakaan Bantul, Sopir Diduga Tabrakkan Bus ke Tebing Agar Aman

Oni mengatakan selain firasat tersebut dia tidak merasakan ada yang berbeda dengan adiknya. Dia mengaku sangat kehilangan atas kejadian tersebut.

Sementara itu, Tulus Rahmanto, ayah korban meninggal dalam laka bus atas nama Arditya Revan, 9, warga Kedungrejo, Mranggen, Polokarto, mengaku sempat melarang anaknya untuk berangkat wisata. Alasan Tulus melarang Revan berangkat lantaran dia mengetahui anaknya memiliki kebiasaan mabuk darat.

Tapi sang anak bersikukuh untuk ikut berwisata sehingga Tulus akhirnya tak tega untuk melarangnya. Bocah itu kemudian berangkat wisata bareng simbah buyutnya, kakek, serta neneknya.

“Saya sebenarnya tidak memiliki firasat. Karena anaknya mabukan, saya tidak bolehkan. Sama orang tua saya juga tidak boleh sebenarnya karena yang berangkat tiga orang, tapi dapat jatah dua orang,” terang dia.

Baca juga: 13 Korban Laka Bantul Tiba di Sukoharjo, Langsung Dikirim ke Rumah Duka

Tulus mengaku memiliki penyesalan besar lantaran belum bisa memenuhi keinginan anaknya semalam sebelum kejadian.

“Malamnya dia minta snack, tapi belum sempat saya belikan karena adiknya belum tidur. Setelah itu saya rapat pas mau dibeliin warungnya sudah tutup. Saat ini saya hanya bisa ikhlas saja menghadapinya. Karena ada empat orang anggota keluarga saya yang meninggal,” jelas dia.

Seperti diberitakan, bus yang mengangkut rombongan wisata dari Polokarto, Sukoharjo, mengalami kecelakaan menabrak tebing di Bantul, DIY, Minggu (6/2/2022). Total ada 13 penumpang bus tersebut yang meninggal dalam kecelakaan itu. Berdasarkan data yang diperoleh Solopos.com, 13 korban meninggal itu terdiri atas anak-anak hingga orang lanjut usia. Korban meninggal termasuk sopir bus.

Baca juga: Selidiki Penyebab Laka Maut Bus Sukoharjo di Bantul, Ini Metode Polisi

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya