SOLOPOS.COM - Karren Gabriella K, Vaisa Yeshe D.T. dari SMA Al-Azhar Syifa Budi Solo. (Istimewa, dokumen pribadi)

“Perencanaan keuangan yang benar, seperti membuat anggaran, menabung untuk dana darurat, berinvestasi, menyiapkan biaya untuk masa pensiun dapat membantu Anda hidup lebih sejahtera, meskipun ada badai keuangan.” – Ben Bernanke

Di era new normal ini, kita masih menghadapi masa pandemi covid-19 yang terus berkelanjutan tanpa diketahui kapan berakhirnya. Berbagai problematika yang dihadapi masyarakat, sangat berpengaruh pada berbagai bidang kehidupan, baik keluarga, pekerjaan, pendidikan, termasuk di bidang perekonomian. Salah satu problematika di bidang perekonomian, yaitu pengelolaan keuangan. Problematika tersebut terjadi karena beberapa faktor, di antaranya pendapatan bulanan bekurang, pekerja terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), atau pembatasan kegiatan di luar rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di masa pandemi, pemerintah menyarankan warganya untuk mengurangi aktivitas di luar rumah atau sering disebut dengan #stayathome atau #workathome. Hal itu memunculkan problematika bagi masyarakat dalam mengelola keuangan. Akibat faktor ini, masyarakat melakukan berbagai aktivitas di dalam rumah ketika bekerja, sekolah, dan masih banyak lagi. Penggunaan teknologi terkini menjadi salah satu jalan keluar untuk mempermudah aktivitas di dalam rumah. Seperti untuk berbelanja, pesan antar makanan dan barang, serta masih banyak lagi.

Hal ini erat kaitannya dengan perusahaan startup di bidang e-commerce yang mulai banyak digunakan oleh masyarakat, terutama di era new normal. Dikutip dari katadata.co.id, Tokopedia hanyalah salah satu e-commerce yang pertumbuhannya terus melaju di saat pandemi. Ada empat pemain besar lain di Indonesia yang menikmati kenaikan pengunjung. Menurut data iPrice, jumlah pengguna marketplace di kuartal ke-3 tahun ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun ini, Shopee merupakan marketplace dengan jumlah pengunjung terbanyak hingga 96,5 juta atau meningkat sekitar 72%.

Apakah kalian sudah mengenal perusahaan atau bisnis startup?

Pada dasarnya, startup (atau start-up) adalah sebuah perusahan yang baru berjalan di bawah 5 tahun alias perusahaan yang baru saja dirintis. Menurut Wikipedia, startup adalah perusahaan yang belum lama beroperasi. Oleh karena itu, startup disebut sebagai perusahaan rintisan. Namun sejak tahun 2000-an, makna startup di dunia bisnis mulai mengalami pergeseran arti. Saat ini startup memiliki arti yaitu sebuah usaha yang baru berjalan dan menerapkan inovasi teknologi untuk menjalankan core bussiness-nya dan memecahkan sebuah masalah di masyarakat.

Perusahaan startup banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Bisnis startup biasanya berkaitan dengan teknologi, sehingga lebih memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya tanpa harus banyak beraktivitas di luar rumah. Dengan adanya berbagai kemudahan itu, permasalahan yang muncul adalah ketika seseorang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya dan mulai mengeluarkan banyak uang tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu keadaan finansial dan kebutuhannya.

Lalu, apa yang menjadi sumber permasalahannya?

Sumber permasalahannya adalah sifat boros atau perilaku konsumtif. Seperti yang mulai banyak terjadi di kalangan remaja (milenial), misalnya remaja perempuan membeli banyak barang untuk mempercantik diri atau hanya sekadar untuk mengikuti tren saat ini. Kebiasaan ini bisa menjadi kebiasaan buruk, apabila tidak dipertimbangkan keadaan finansial dan skala prioritas kebutuhannya.

Mari kita coba hubungkan dengan permasalahan finansial yang dihadapi para milenial. Tentu kita pernah merasa bingung untuk memilih cara yang tepat dalam mengelola keuangan atau merasa lupa untuk apa sajakah uang yang sudah kita dapatkan. Kita juga tidak pernah menghitung uang yang sudah terpakai selama sehari, seminggu, ataupun sebulan ini. Bahkan, tanpa kita sadari uang di tabungan sudah semakin menipis. Financial planning dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut.

Apa itu financial planning?

Financial planning adalah sebuah proses ketika seorang individu berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan finansialnya melalui pengembangan dan implementasi dari sebuah rencana keuangan yang komprehensif. Financial planning itu sangat penting untuk kita pelajari dan terapkan, terutama untuk generasi milenial.

Tujuan dari financial planning masing-masing individu tergantung pada kebutuhannya. Seiring waktu, tujuan ini akan berubah-ubah. Contohnya, seorang perempuan berusia 16 tahun membuat financial planning dengan tujuan untuk membeli suatu barang yang ia inginkan. Lalu, ketika berusia 20 tahun, ia mengubah financial planning-nya untuk tabungan kuliah.

Berikut beberapa tips membuat financial planning untuk generasi milenial :

  • Membuat tujuan keuangan. Untuk membuat tujuan keuangan, kita dapat menggunakan prinsip SMART yaitu spesifik, measurable (terukur), achieveable (dapat tercapai), relevant (sesuai), dan time bound (batas waktu).
  • Financial check-up. Dengan rutin mengecek keadaan keuangan kita hari ini.
  • Risk protection, proteksi diri dari risiko. Misal, saat ini kita masih dalam masa pandemi, sehingga kita dapat membuat dana darurat.
  • Must to do financial habit. Kita dapat menerapkan dengan membuat kalender finansial. Kalender finansial mempermudah kita untuk mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran harian.
  • Membuat batasan. Misalnya, dengan cara membuat batas maksimum pengeluaran sehari. Dapat dilakukan juga dengan memberi batas minimum yang dikeluarkan untuk dana darurat setiap ada pemasukan.

Itulah beberapa poin utama tentang cara perencanaan keuangan (financial planning) untuk kita, kaum milenial. Namanya sebuah rencana, tentu tidak akan menjamin seratus persen keberhasilan. Tetapi tanpa rencana, keberhasilan akan semakin sulit diperoleh. Kita tidak tahu pasti kapan orangtua kita akan meminjam uang kepada kita disaat atm rusak, kapan kita akan sakit, kapan kita akan mengeluarkan uang untuk tugas praktik sekolah, atau kapan kita berdonasi untuk korban bencana alam. Kita juga dapat melatih tanggung jawab dalam mengelola rezeki yang kita dapatkan, karena kita harus percaya bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena itu, menerapkan perencanaan keuangan akan memberikan banyak manfaat bagi kita. Yuk! Jadi milenial yang tidak hanya pandai dalam berpenampilan, melainkan juga pandai dalam merecanakan keuangan. Live a beautiful life!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya