SOLOPOS.COM - Film Jalanan (Liputan6)

Solopos.com, SOLO — Festival film terbesar dan paling bergengsi di Asia, Busan International Film Festival (BIFF) 2013, resmi berakhir Sabtu (12/10/2013) lalu. Berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya, BIFF 2013 menjadi momen yang spesial bagi Indonesia. Setelah 18 tahun menanti, dua film Indonesia secara perdana mencetak rekam jejaknya di festival yang digelar Korea Selatan ini.

Film Jalanan besutan Daniel Ziv keluar sebagai karya film dokumenter terbaik di ajang ini. Sedangkan film pendek A Lady Caddy Who Never Saw a Hole in One karya sutradara Yosep Anggie Noen keluar sebagai jawara di kategori Wide Angle Asian Short Film Competition.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam durasi 107 menit, Jalanan menceritakan keseharian tiga pengamen Ibu Kota, Boni, Titi dan Ho. Film ini memotret dari dekat perjuangan mereka menghadapi kerasnya hidup di Jakarta. Kendati berat, ketiganya bisa menyikapi tantangan hidup dengan gaya yang nyeleneh. Film ini turut menggambarkan dua sisi wajah Ibu Kota yang garang sekaligus bersahabat.

Tim juri yang terdiri dari Ryan Harrington (produser film dari Tribeca Film Institute, New York), John Badalu (produser film asal Indonesia), dan Min Hwan-Ki (sutradara film asal Korea Selatan) memilih Jalanan sebagai pemenang di antara 11 karya lain karena film ini memperlihatkan sistem kelas di Indonesia melalui karakter-karakternya yang hangat dan tidak berlebihan.

Produser sekaligus sutradara Jalanan, Daniel Ziv, sengaja mengangkat sisi lain ingar-bingar kehidupan Ibu Kota untuk mengangkat suara dari “bawah” yang selama ini tertelan laju modernitas.

Jalanan dibuat untuk memberi suara kepada yang tidak punya suara dan untuk membuat perjuangan masyarakat yang terlupakan menjadi lebih personal,” ujar Daniel kepada detikHOT, Senin (14/10).

Penulis buku Jakarta Inside Out ini menuturkan film yang pengambilan gambarnya dilakukan selama empat tahun ini menjadi bukti cintanya kepada Jakarta.  “Kota ini permukaannya tampak garang namun [di dalamnya] penuh kehangatan, energi, dan harapan. Kota yang tenggelam dalam korupsi dan ketidaksetaraan namun dihuni oleh orang yang berhati murni dan berbakat,” sambungnya.

Film ini secara perdana ditayangkan di Indonesia pada gelaran Ubud Writers and Readers Festival di di halaman Museum Antonio Blanco, Bali, Senin (14/10) malam. Film ini bakal menyambangi gedung bioskop pada awal 2014.

Sementara itu, film A Lady Caddy Who Never Saw a Hole in One turut mencuri hati juri dengan percakapan simbolik dan gerak tubuh. Film berdurasi 15 menit yang minim dialog ini menggambarkan seorang pria di sawah dan seorang wanita berseragam caddy yang sedang berdiri di sampingnya.

Dengan berpura-pura bermain golf, pria itu menginterogasi sang wanita tentang cara hidupnya. Tanpa cerita tertentu, film ini menunjukkan kontradiksi profesi, kesenangan, kemiskinan, dan kekayaan. Sejumlah pemain yang terlibat di film ini antara lain Mahanani Christy, Suryatmoko Joned, Sweta Arya, dan Noen Stanislaus Yoga.

Yosep Anggie Noen yang lahir pada 1983, sebelumnya dikenal lewat film pendek ‘It’s Not Raining Outside’ (2009) dan film feature ‘Peculiar Vacation and Other Illnesses’ (2012).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya