SOLOPOS.COM - Hari pertama Festival Bocah Dolanan 2021 yang digelar di Rumah Kebudayaan nDalem Djojokoesoeman, Sabtu (27/11/2021). (Espos/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 30-an permainan anak tradisional bakal dipentaskan dalam acara Festival Bocah Dolanan 2021 di Rumah Kebudayaan nDalem Djojokoesoeman pada Sabtu-Minggu (27-28/11/2021).

Dolanan bocah tersebut bakal dibawakan sepuluh sanggar Solo dengan masing-masing anggota 20 orang. Acara hari pertama sukses digelar pada Sabtu pagi. Penonton maupun peserta terlihat antusias meskipun Solo diguyur hujan seharian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Anak-anak tampak menjiwai setiap permainan yang mereka bawakan. Salah satunya, Sanggar Metta Budaya, menampilkan cerita Nini Dhok Nini Thowok. Hampir sepuluh permainan anak dipresentasikan dalam pentas kolaborasi tari, suara, dan drama tersebut.

Baca Juga : Resmi Bergabung ke Persis Solo, Ini Komentar Jacksen F Tiago

Ada dakon, lompat tali, tepuk tangan, dan wayang bocah. Sang sutradara, Dwi Jaya, mengatakan peserta diminta mementaskan dengan satu alur cerita. Permainan anak dimasukkan dalam cerita singkat tersebut.

Kisah fiktif Nini Dhok Nini Thowok yang mereka bawakan memiliki makna cukup dalam. Inti dari cerita, yakni kisah Kenthongan. Kenthongan merupakan akronim dari kenal tangga, njaga kekadangan.

“Maksudnya yaitu permainan anak ini akan membawa bocah-bocah kenal tetangga dan bisa menjaga persaudaraan,” Kata dia.

Baca Juga : Lakukan Kebiasaan Baik Sebelum Tidur Ini Agar Anak Lebih Pulas

Dwi memasukkan beberapa permainan tradisional yang hampir hilang digantikan telepon pintar. Harapannya, anak-anak paham asyiknya dhakon, jamuran, dan lainnya sehingga dipraktikkan di rumah, selesai pentas.

Cara pengenalan dolanan bocah dengan tari, nyanyi, dan pentas drama semacam ini menurutnya cukup efektif. Mengingat, anak-anak senang dan bahagia melakoninya.

Nostalgia Dolanan Anak

Salah satu peserta, Amira Zahira, 11, sumringah selesai mementaskan drama Nini Dhok Nini Thowok. Riuh tepuk tangan di tengah hujan, Sabtu siang, membuatnya bersemangat. Murid Kelas VI SD Swasta di Solo ini malah ketagihan ikut pentas lagi.

Baca Juga : Proyek Jembatan Jonasan Jebres Solo Molor, Begini Reaksi Anggota DPRD

“Agak deg-degan pas pentas. Tapi seneng banget tadi pas di panggung. Aku bagian nembang, nyanyi Yok Pro Kanca,” katanya penuh semangat.

Kepala Bidang Kesenian Sastra dan Bahasa di Dinas Kebudayaan Solo, Suhanto, Sabtu, mengaku cukup puas dengan pentas hari pertama. Menurutnya antusiasme masyarakat dalam mengikuti FDB 2021 cukup tinggi.

Banyak sanggar yang ingin ikut gabung. Namun, panitia harus memilih hanya sepuluh kelompok dari total 100an sanggar di Solo.

Baca Juga : Kotak Infak Masjid di Karangpandan Dibobol, Pelaku Terekam Kamera CCTV

Suhanto dan tim tidak menentukan jenis dolanan bocah yang harus dipentaskan dalam bentuk drama singkat. Namun, berdasarkan kalkulasinya, ada 30-an dolanan anak yang dibawakan sepuluh peserta.

Semuanya merupakan permainan lawas yang sekarang hampir punah. “Kalau zaman saya kecil dulu asyik banget dolanan di pelataran rumah, enggak ada listrik. Memori itu saya kembali ingat pas lihat beberapa dolanan anak yang dibawakan para peserta tadi,” kata dia.

Selama pentas, para peserta dinilai tim dewan juri. Penilaiannya berdasarkan ide cerita, jenis dolanan bocah, kekompakan, dan kostum. Nantinya bakal dipilih lima penampil terbaik untuk mendapat apresiasi dari pemerintah kota melalui Dinas Kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya