SOLOPOS.COM - Butiran es di kawasan puncak Gunung Slamet (Sumber: Liputan6.com)

Solopos.com, PURBALINGGA Selain pengalaman mistis, ada fenomena unik lainnya yang sudah familiar di kalangan pendaki, khususnya pendaki Gunung Slamet. Fenomena itu adalah turunnya butiran-butiran es sebesar biji jangung di kawasan puncak gunung.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Top Videos of Unique and Strange World, Selasa (23/11/2021), seorang pendaki Gunung Slamet merekam fenomena turunnya hujan es di kawasan puncak gunung yang terjadi pada November 2020 lalu. Menurut keterangan pendaki, hujan es turun selama 15 menit. Sebelumnya, kondisi cuaca di kawasan puncak dalam keadaan normal namun tiba-tiba berubah drastis saat mereka hendak turun dari puncak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya, para pendaki ini sempat menyeduh kopi di tenda perkemahan mereka. Selain itu, uniknya hujan es ini terjadi saat siang hari. Sementara itu, Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Jalur Bambangan,  Syaiful Amri menjelaskan bahwa fenomena hujan es di puncak gunung merupakan hal yang normal terjadi apalagi jika memasuki musim hujan.

Baca Juga: Asale Gunung Slamet, Berawal dari Doa

Dia menjelaskan bahwa karena adanya pemanasan permukaan yang intense pada pagi hingga siang hari menyebabkan penguapan yang besar yang memicu membentuknya awan konvektif hingga  besar menjulang tinggi dan melewati level titik beku di puncak gunung. Partikel dalam gumpalan awan itu sebagian besar berupa es sehingga saat turun, tidak semuanya mencair namun tetap berupa bongkahan es.

Sementara itu, dilansir dari Liputan6.com, banyak pendaki yang mengalami cedera kaki karena tergelincir saat menuruni puncak di tengah hujan es, ada pula yang mengalami hiportemia akibat udara dingin. Syaiful juga menyarankan kepada para pendaki untuk bisa melihat kondisi cuaca sebelum melakukan pendakian menuju puncak Gunung Slamet.

Dalam hal ini,  Badan Meteorologi,  Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan bahwa fenomena hujan es adalah cuaca alamiah yang sudah biasa terjadi. Faktor penyebab hujan es adalah ketika suatu wilayah sedang mengalami peralihan musim atau pancaroba dan ada awan Cumulo nimbus.

Baca Juga: Catatan Erupsi Gunung Slamet — Prediksi Letusan Dahsyat

Proses terjadinya hujan es tak jauh berbeda dengan hujan air biasa, yang membedakan adalah pada proses kondensasi atau penguapan. Proses kondensasi adalah saat uap air berubah menjadi partikel-partikel es yang dipengaruhi oleh suhu udara rendah di ketinggian.

Perlu diketahui penyebab hujan es yang paling utama adalah pembekuan pada proses kondensasi ini. Tepatnya saat ada pengembunan mendadak akibat pergerakan massa udara naik dan turun sangat kuat di dalam awan Cumulo Nimbus. Hingga massa udara yang sangat kuat membentuk partikel es yang besar.

Itulah penyebab hujan es dan proses yang sebenarnya terjadi. Hujan es adalah hujan lokal dengan luas berkisar 5-10 km saja. Durasi hujan es pun singkat, paling lama 10 menit. Terjadinya hujan es lebih sering pada siang atau sore hari. Gunung Slamet yang ketinggiannya mencapai 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) menyebabkan suhu rendah di kawasan puncak yang bisa mencapai 5 derajat celcius sehingga hujan es kerap terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya