SOLOPOS.COM - Ilustrasi thrifting. (Ilustrasi/Solopos Dok)

Solopos.com, SOLO — Fenomena thrifting menjadi salah satu pertanyaan yang muncul dalam acara Debat Calon Ketua Umum (Caketum) Hipmi Solo, Jumat (27/1/2023) lalu. Menjawab pertanyaan tersebut, ketiga Caketum Hipmi Solo kompak untuk lebih mengangkat produk lokal.

Pertanyaan mengenai fenomena thrifting tersebut disampaikan oleh salah satu panelis, yakni Ketua Umum Hipmi Solo periode 2000-2003, Dewanto Kusuma Wibowo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dewanto menyampaikan pasar thrifting tersebut menjadi booming dan banyak kalangan milenial yang menggemari produk thrifting. Sementara munculnya produk tersebut secara tidak langsung juga bertentangan dengan gerakan bangga menggunakan prduk Indonesia. Hadirnya barang branded impor bekas itu juga dinilai bisa menjadi pesaing UMKM.

“Apabila terpilih sebagai ketua [Hipmi Solo], langkah apa yang akan diambil terkait thrifting ini?” tanya Dewanto dalam sesi tiga debat yang disiarkan di Youtube TATV Treaming tersebut.

Caketum nomor urut 3, Respati Ardi, mengatakan produk thrifting telah diatur dalam Peraturan Meneteri Perdagangan Nomor 40/2022. Dimana pemerintah melarang adanya impor barang bekas, salah satunya pakaian bekas. Salah satu alasannya dengan adanya beragam dampak di dalamnya, termasuk masalah kesehatan.

“Kurang tepat kalau kita masih menggunakan barang tersebut. Kalau saya terpilih, saya ingin thrift market itu dilarang, tapi pelan-pelan. Mulai dari kita sendiri, dari anggota [Hipmi] sendiri untuk [giatkan] cinta produk dalam negeri,” kata dia.

Dia juga merencanakan kegiatan expo yang menampilkan produk-produk lokal atau produk dalam negeri terutama yang akan diisi dari para anggota Hipmi. Ada pula program aviliator untuk lebih mengangkat produk dalam negeri.

Caketum nomor urut 1, Astrid Widayani, menyampaikan jika produk thrift dapat dikategorikan ilegal.

“Justru dari situ kita harusnya bisa menemukan diferensiasi dari produk kita yang tidak kalah bagusnya. Bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas produk lokal kita, produk UMKM, produk anggota Hipmi, yang mana bisa merubah tren menggunakan barang branded walaupun bekas,” kata dia.

Menurutnya kualitas produk lokal harusnya bisa menemukan inovasi produk berbasis potensi di sekitarnya. Banyak produk lokal yang memiliki kualitas tinggi. Sebagai pengusaha muda pihaknya juga sangat optimistis produk lokal bisa bersaing. Dengan begitu harapannya masyarakat lebih tertarik dengan produk dalam negeri dan tidak akan lagi produk thrifting.

Sementara Caketum nomor urut 2, Rosanto Adi, menyampaikan, produk thrifting sangat menggiurkan untuk kalangan anak muda. Di mana itu dinilai bisa menunjang fashion. Namun hal itu mestinya menjadi tantangan pengusaha muda Indonesia agar bagaimana produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk luar negeri.

“Perlu penguatan UMKM agar produk lokal naik kelas. Bagaimana mengembangkan produk kita memilih marketing strategi yang tepat. Dengan adanya expo dan training development saya yakin produk lokal akan lebih bisa bersaing,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya