SOLOPOS.COM - Alat early warning system (EWS) peringatan dini banjir yang dipasang di pinggir jembatan di Desa Pandeyan, Kecamatan Grogol. Foto diambil pada Oktober. (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Meningkatnya intensitas hujan selama sepekan membuat warga yang berdomisili di pinggir Kali Samin dan Sungai Bengawan Solo wilayah Sukoharjo waswas dengan ancaman banjir. Ancaman bencana hidrometeorologi berpotensi terjadi akibat fenomena La Nina.

La Nina adalah fenomena pendinginan suhu muka laut (SML) Samudra Pasifik hingga di bawah normal yang berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia. Pada banyak wilayah, tingginya curah hujan berpotensi mengakibatkan banjir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di Sukoharjo, daerah rawan bencana banjir tersebar di sejumlah desa wilayah Mojolaban, Grogol, dan Polokarto. Kali Samin dan Bengawan Solo mengiris ketiga daerah tersebut.

Saat terjadi hujan lebat lebih dari lima jam dipastikan tinggi muka air bertambah drastis. Hanya dalam hitungan menit, air sungai bisa meluap dan merendam rumah penduduk, jalan perkampungan, hingga lahan pertanian.

Baca Juga: Gigit Jari, Sukoharjo Tak Dapat Dana Insentif Daerah 2022 dari Kemenkeu

“Sebenarnya, luapan air sungai menjadi hal biasa bagi masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai. Hampir setiap tahun kami selalu dihadapkan dengan genangan air. Rasa waswas tetap ada saat hujan lebat dengan intensitas tinggi selama berjam-jam,” kata seorang warga Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Mojolaban, Agus, kepada Solopos.com, Senin (8/11/2021).

Saat turun hujan lebat, warga Mojolaban, Sukoharjo, itu memantau ketinggian air sungai di pinggir sungai untuk kewaspadaan bencana banjir. Mereka rela berjaga secara bergiliran pada malam hari.

Harus Mengungsi

Hal ini menjadi kebiasaan warga setempat yang dilakukan hingga sekarang. Saat luapan air sungai mulai merendam pekarangan rumah, sebagian warga setempat mengungsi ke rumah tetangga. “Banjir terjadi kali terakhir pada Februari. Namun, tak terlalu parah karena langsung surut secara perlahan-lahan,” ujarnya.

Baca Juga: Dugaan Penyimpangan Dana Desa Sukoharjo: 2 Kasus Masih Ditangani Polisi

Agus menceritakan saat bencana banjir yang merendam sebagian wilayah Sukoharjo pada awal 2017 silam. Kala itu, curah hujan sangat tinggi ditambah intensitas hujan selama beberapa hari. Tak pelak, air Sungai Bengawan Solo bertambah dan meluap ke rumah-rumah penduduk.

Kepala Desa Tegalmade, Wawan Rubianto Woetarto, menyatakan Dusun Kesongo merupakan daerah langganan banjir luapan Kali Samin. Warga setempat telah dilatih mengevakuasi secara mandiri saat air sungai mulai meluap. Mereka telah berulang kali mengikuti simulasi penanganan banjir.

Simulasi penanganan banjir dilaksanakan agar warga yang berdomisili di bantaran sungai dapat melaksanakan tanggap darurat ketika terjadi banjir. “Ada satu lokasi pengungsian yang disiapkan di Dusun Kesongo. Jika tak cukup, warga bisa mengungsi ke balai desa setempat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya