SOLOPOS.COM - Ilustrasi pabrik. (freepik)

Solopos.com, SOLO — Meski masa pandemi sudah berakhir dan kondisi ekonomi disebut mulai membaik, namun belakangan ini masih ditemukan banyaknya gudang bahkan pabrik dijual. Penjualan properti tersebut banyak ditemukan di pasar online, termasuk di wilayah Soloraya.

Berdasarkan pantauan di salah satu situs jual beli properti, www.lamudi.co.id, Kamis (12/1/2023), terlihat adanya sejumlah pabrik, bekas pabrik maupun gudang yang dijual. Baik yang berada di Kota Solo, Karanganyar, Sukoharjo, Sragen, Klaten maupun daerah lain di Soloraya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Misalnya pabrik dan Kios di Banyuanyar, Solo yang ditawarkan Rp5,5 miliar. Ada juga eks pabrik garment di Serengan, Solo, yang ditawarkan Rp7,5 miliar. “Eks pabrik garment dijual cepat akses kontainer pam listrik siap pakai lokasi Tipes Serengan Solo,” tulis penjual di situs tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

Di wilayah Karanganyar juga ada sejumlah properti yang ditawarkan. Selain bekas pabrik dan Gudang, ada pula pabrik yang masih aktif yang ditawarkan. Misalnya saja pabrik di Jumantono, Karanganyar yang ditawarkan dengan harga Rp20 miliar.

“Pabrik aktif di Jumantono Karanganyar Solo, luas tanah 17.100m2, lebar depan 135 m, luas bangunan 11.455 m2, ada kantor, bangunan los2an, 10 kamar mandi, listrik 3 phase 82,5 KVA atau 66000w, air sumur, dekat sungai dengan debit air sedang, akses tronton, harga 20M nego,” bunyi keterangan dalam situs tersebut.

Ada juga pabrik tekstil di Karanganyar yang ditawarlkan Rp125 miliar. Menurut keterangannya, pabrik tersebut dijual lengkap beserta mesin-mesin di dalamnya.

Kemudian di Kabupaten Sukoharjo juga ada pabrik yang dijual. Salah satunya pabrik celana dalam pria yang ditawarkan Rp5 miliar. berdasarkan keterangannya, pabrik tersebut memiliki 80 unit mesin dan jumlah pegawai 100 orang. Parik dijual secara keseluruhan, termasuk tanah, bangunan, mesin, pegawai, izin, merek hingga jalur distribusinya. Tertulis juga alasan penjualannya, yakni karena pemilik sebelumnya sudah sepuh atau berusia lanjut. Serta masih ada lagi sejumlah properti di Soloraya yang ditawarkan.

Ada yang mengaitkan fenomena tersebut sebagai dampak rentetan dari pandemi lalu. Ada kemungkinan besar pelaku usaha yang memiliki multi bisnis akan mengurangi beberapa aset atau melepas bisnis sampingannya untuk membangkitkan lagi bisnis utama yang mungkin terimbas pandemi.

Bisa jadi fenomena jual aset terebut sebagai upaya dari para pengusaha untuk merasionalisasi bisnisnya. Menjual aset bisa menjadi salah satu strategi sebagian pelaku usaha untuk membiayai bisnis-bisnis inti.

“Fenomena menjual aset adalah untuk bertahan, entah menutup biaya perbankan atau untuk membiayai bisnis inti yang masih bagus namun butuh dukungan anggaran. Menurut saya fenomena tersebut merupakan langkah rasaional yang dilakukan pelaku usaha guna menyelamatkan bisnis intinya,” kata dia, Jumat (13/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya