SOLOPOS.COM - Gerhana bulan total yang membuat warna bulan menjadi merah darah pada Sabtu (4/4/2015) malam tak begitu terlihat dengan baik di kota Solo, Hal tersebut dikarenakan adanya awan tipis sehingga menggangu pengelihatan. (Sunaryo HB/JIBi/Solopos)

Fenomena alam gerhana bulan Sabtu (4/4/2015) malam. Warga Solo akhirnya bisa menyaksikan gerhana.

Solopos.com, SOLO — Gerhana bulan total di Solo akhirnya bisa disaksikan warga. Bila sejak Sabtu (4/4/2015) petang hingga pukul 19.00 WIB langit Solo mendung, akhirnya tahapan gerhana bisa disaksikan warga selepas pukul 19.00 WIB. Namun awas yang tipis menyebabkan gerhana di Solo tak bisa disaksikan sempurna.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gerhana bulan total yang membuat warna bulan menjadi merah darah pada Sabtu (4/4/2015) malam tak begitu terlihat dengan baik di kota Solo, Hal tersebut dikarenakan adanya awan tipis sehingga menggangu pengelihatan. (Sunaryo HB/JIBi/Solopos)

Gerhana bulan total yang membuat warna bulan menjadi merah darah pada Sabtu (4/4/2015) malam tak begitu terlihat dengan baik di kota Solo, Hal tersebut dikarenakan adanya awan tipis sehingga menggangu pengelihatan. (Sunaryo HB/JIBi/Solopos)

Pantauan Solopos.com, sejak pukul 19.30 WIB tahapan gerhana bisa disaksikan warga Solo. Selepas puncak gerhana bulan total–fase bulan tertutupi bumi, pada pukul 19.01 WIB, gerhana bulan total berakhir sekitar 8-12 menit, kemudian gerhana memasuki fase gerhana bulan sebagian.

Pada fase ini bulan seperti bulan sabit hingga seperti garis lurus. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gerhana akan berakhir pada pukul 22.00 WIB.

Sejumlah warga memanfaatkan gerhana ini untuk memotret penampakan bulan. “Harus pakai kamera yang lensanya bagus. Kalau cuma kamera HP memang gak bisa terlihat,” ujar Nico yang memotret penampakan bulan di lantai IV Griya Solopos.

Gerhana bulan total terjadi secara berurutan. Pertama pada 15 April 2014, 8 Oktober 2014, sedangkan yang terakhir pada 28 September 2014.

Narator Planetarium dan Observatorium Jakarta, Cecep Nurwendaya, sebagaimana dilaporkan situs Indonesia Travel, gerhana bulan total pada 4 April 2015 termasuk langka karena gerhana terjadi secara berurutan. Para astronom juga mengenalnya dengan Gerhana Bulan tetrad.

“Dalam 1.000 tahun di milenium ketiga, hanya terdapat 32 kali fenomena ini,” kata Cecep Nurwendaya.

Pada tahun 2015 ini, gerhana bulan total terjadi tiga kali pada Maret, April dan September. Gerhana bulan merupakanb peristiwa terhalangnya cahaya matari oleh bumi. Sehingga cahaya matahari tidak semuanya sampai ke bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya