SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA</strong> — Kementerian Kesehatan menyebutkan rata-rata per hari <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180411/485/909481/tips-hidup-sehat-cara-jitu-hentikan-kebiasaan-merokok" target="_blank">perokok Indonesia</a> menghabiskan rokok sebanyak 12,3 batang per hari. Dengan lebih dari 90 juta orang perokok yang mayoritas laki-laki dan rerata per batang rokok Rp1.000, maka dalam sehari belanja rokok orang Indonesia ditaksir mencapai Rp1,1 triliun.</p><p>Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes Cut Putri Arianie sangat menyayangkan karena seandainya besarnya biaya tersebut dibelikan makanan yang baik, mungkin kebutuhan gizi masyarakat di Indonesia dapat tercukupi.</p><p>&ldquo;Ini sungguh memprihatinkan. Tren pengeluaran rumah tangga termiskin di Indonesia lebih mengutamakan produk hasil tembakau [rokok] dibandingkan dengan kebutuhan pokok lain, seperti telur atau susu,&rdquo; ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip <em>Bisnis/JIBI</em>, Rabu (31/05/2018).</p><p>Cut menyebutkan data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Konsumsi dan Pengeluaran BPS pada 2015 yang mencatat bahwa rata-rata pengeluaran bulanan penduduk termiskin diperuntukkan untuk membeli padi-padian (15,51%) diikuti <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180520/493/917380/kebakaran-klaten-los-tembakau-di-kebonarum-kobong-hingga-rata-dengan-tanah" target="_blank">produk tembakau</a> dan sirih (12,56%).</p><p>Adapun, untuk telur susu dan protein lainnya persentasenya sangat kecil, yakni hanya 1,98% saja. &ldquo;Ini yang seringkali terjadi, biaya yang dialokasikan untuk membeli rokok lebih besar dibandingkan dengan untuk membeli makan untuk keluarganya,&rdquo; paparnya.</p><p>Menurutnya, kebiasan buruk masyarakat mengonsumsi rokok menjadi tantangan nyata bagi pembangunan sumber daya generasi bangsa Indonesia. Tantangan terutama dalam mencukupi kebutuhan gizi mereka agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga bisa bersaing secara global pada masa depan.</p><p>&ldquo;Sudah tersita untuk rokok, ditambah adanya budaya di beberapa daerah yang mendahulukan pria untuk mengambil porsi lauk pauk paling besar saat makan, baru diikuti anak dan istrinya. Kalau seperti ini, bagaimana bisa terpenuhi kebutuhan gizi <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180406/485/908279/jangan-katakan-ini-kepada-anak" target="_blank">anak-anak</a> dan ibu hamil?&rdquo; ujanya.</p><p>Nilai belanja rokok orang Indonesia yang ditaksir mencapai Rp1,1 triliun per hari itu tentu sangat besar, bahkan mendekati nilai cicilan utang pemerintah Indonesia pertahun. Seperti diketahui, pemerintah harus mengangsur Rp450 triliun per tahun untuk melunasi utang yang Februari 2018 lalu telah menembus angka Rp4.000 triliun dengan asumsi harus lunas 8 tahun. Sementara itu, jika dihitung satu tahun, nilai belanja rokok orang Indonesia bisa mencapai Rp396 triliun.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya