SOLOPOS.COM - Sejumlah pencinta sepeda lipat tiba di Pabrik Gula PG Mojo dalam kegiatan Jelajah Sukowati, Minggu (12/1/2020). (Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Pabrik Gula atau PG Mojo, Sragen, saat ini masih berproduksi meski usianya sudah sangat tua, tepatnya 138 tahun. Pada musim giling 2021, PG Mojo menargetkan produksi 18.711 ton gula.

Penggilingan tebu yang dimulai setelah Lebaran itu dilakukan selama 98 hari dengan potensi tebu sebanyak 275.525 ton. Tebu itu dari kebun lahan seluas 4.479 hektare di wilayah Kabupaten Sragen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

PG Mojo merupakan satu dari dua pabrik gula yang berdiri di Bumi Sukowati. Sebelumnya, Sragen juga pernah memiliki PG Kedungbanteng di wilayah timur tepatnya Kecamatan Gondang.

Baca Juga: Mayat Membusuk Ditemukan di Sragen, Ketahuan karena Baunya Sampai ke Warung Makan

PG Mojo terletak di Jl Kyai Mojo No 1 Sragen Kulon, Sragen. Pabrik gula ini merupakan satu dari tiga pabrik gula di Soloraya yang masih bertahan hingga kini. Dua lainnya yakni PG Tasikmadu di Karanganyar dan PG Gondang Winangoen di Klaten.

Tapi ada fakta menarik seputar pabrik gula ini. Pabrik ini ternyata pernah diminta untuk ditutup oleh Jusuf Kalla saat menjadi wakil presiden pada 2014. Dalam kunjungannya ke Sragen pada 2014 lalu, Jusuf Kalla menyebut revitalisasi PG Mojo tidak ada guna karena kondisi pabrik sudah terlalu tua.

JK Usulkan Pabrik Baru

Ia justru menyarankan area PG Mojo dijadikan perumahan real estate lantaran lokasinya berada tak jauh dari pusat Kota Sragen. Sebagai gantinya, ia mengusulkan pendirian pabrik gula baru dengan sentuhan teknologi terkini di lokasi lain.

Baca Juga: Walah, 1 Bangunan Liar Tepi Jalan Solo-Purwodari Sragen Ternyata Milik Seorang ASN

“?Revitalisasi tidak ada guna. Seperti orang sakit, diperbaiki kaki kanan, kaki kiri sakit, tidak bisa jalan. Bikin super baru, efisiensi tinggi, digital," kata Jusuf Kalla di PG Mojo Sragen, Desember 2014, seperti dilansir Bisnis.com.

Komentar Jusuf Kalla itu terlontar setelah mendengar pemaparan terkait hasil produksi gula dari PG Mojo sebagaimana disampaikan PTPN IX. Pada saat itu, kinerja PG Mojo disebut kurang menggembirakan.

Baca Juga: 160 Kasus Covid-19 dalam Sehari di Sragen, Sebagian dari Klaster Kudus

Realisasi giling tebu turun dari 363.277 ton pada 2013 menjadi 284.446 ton pada 2014. ?Kapasitas inklusif pabrik hanya naik tipis menjadi 2.046 tons cane per day (tcd) dan rendemen 6,15%.

Dari sisi keuangan, neraca PG Mojo pada 2014 mencatat rugi Rp8,99 miliar. Anjlok dari laba Rp9,23 miliar pada 2013 dan Rp23,42 miliar pada 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya