SOLOPOS.COM - Para pria bersorak saat mereka disiram air selama perayaan Holi, di tengah penyebaran Covid-19 di Prayagraj, India, Senin (29/3/2021). (Antara/Reuters)

Bisnis.com, JAKARTA – India kini tengah mengalami gelombang kedua Covid-19. Seluruh dunia menyoroti India dan mewaspadai jangan sampai virus Covid-19 dari India yang telah mengalami mutasi masuk ke negara mereka.

Pemerintah India sudah kewalahan mengatasi kenaikan kasus harian yang melambung di atas 300.000 kasus. Begitu juga kasus kematian harian yang mencapai ribuan. Mereka membutuhkan bantuan asing untuk mengatasi tsunami Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut gelombang kedua Covid-19 ini bagaikan badai yang menyapu bersih kesuksesan India menanggulangi Covid-19 pada awal tahun 2021. Saat itu India bahkan mengekspor dan memberikan 60 juta dosis vaksinnya ke negara lain. Wabah gelombang kedua ini pun diprediksi memukul perekonomian India, dan menjadi beban risiko kesehatan dunia.

Baca Juga: Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 di Kudus Terus Naik

Ekspedisi Mudik 2024

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan perkembangan wabah Covid-19 di India sangaat memilukan. WHO akhirnya mengerahkan 2.600 ahli berbagai penyakit untuk bekerja sama dengan Pemerintah India. Dia menyebut, gelombang rekor kasus Covid-19 dan kematian telah mengakibatkan rumah sakit dibanjiri pasien. Sedangkan, krematorium bekerja dengan kapasitas penuh di India.

Berikut fakta-fakta gelombang kedua wabah Covid-19 di India:

1. Stok vaksin menipis

India mulai kehabisan vaksin Covid-19 setelah adanya gelombang kedua wabah yang menghantam negara tersebut. Di Mumbai, vaksinasi pada Senin (26/4/2021) dimulai lebih lamban dari biasanya. Ini lantaran jumlah vaksin yang tersedia menipis.

Mumbai hanya punya cukup pasokan untuk vaksinasi tiga hari dan akan diprioritaskan bagi mereka yang akan mendapat dosis kedua. Keterbatasan pasokan ini kemungkinan akan makin parah pada 1 Mei mendatang, ketika Pemerintah India berencana umemperbolehkan semua orang di atas 18 tahun sampai 45 tahun untuk mendapat suntikan. Saat ini, prioritas masih diberikan untuk orang berusia di atas 45 tahun.

Baca Juga: 10 Kecamatan Penyumbang Kasus Covid-19  Tertinggi di Klaten

2. Rekor kasus

India melaporkan rekor kasus Covid-19 harian dengan 352.991 infeksi baru dan 2.812 kematian dalam 24 jam sampai Senin (26/4/2021). Ini belum termasuk yang tidak terdata kemungkinan jumlahnya lebih banyak. Dalam sepekan tambahan kasus mencapai lebih dari 2,2 juta dengan kematian di kisaran 2.000-an orang per hari.

Mengutip data Worldometers.info sampai dengan Minggu (25/4/2021), India mencatatkan kasus harian paling banyak di dunia, hingga 354.531 kasus dalam sehari dan 2.806 kematian. Dalam sepekan, kasus Covid-19 di India sudah bertambah sampai 47 persen mencapai 2.248.533 kasus. Adapun, kematian sepekan tercatat mencapai 16.323 orang. Sementara itu, untuk jumlah yang sembuh dalam sehari bertambah 218.559 orang.

3. Puncak kasus 4 kali lipat

Direktur Center for Disease Dynamics, Economics & Policy di New Delhi, Ramanan Laxminarayan, mengatakan tren kenaikan kasus Covd-19 diperkirakan akan terjadi selama sebulan ke depan. Para epidemiologis menyebut bahwa puncak kasus Covid-19 belum akan tercapai dalam dua sampai tiga pekan ke depan secara nasional. Proyeksi yang digunakan memperkirakan puncak kasus hariannya bisa tiga sampai empat kali lipat dari yang ada sekarang.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Klaten Masih Dapati Bukber Langgar Prokes

4. Lockdown

Dua kota besar di India, Mumbai dan New Delhi, sudah memberlakukan pembatasan ketat untuk mobilitas penduduknya. Lockdown tersebut akan diberlakukan hingga 2 Mei mendatang. Sementara itu, di Maharashtra sudah mulai memperketat pembatasan mulai pekan lalu. Lockdown akan membuat penduduknya makin sulit bepergian dan mengakses pusat vaksinasi.

5. Mutasi ganda dan triple mutation

Tsunami Covid-19 di India ditengarai antara lain karena Virus Corona bermutasi. Tidak tanggung-tanggung, Virus Corona yang beredar saat ini di India mengalami mutase ganda dan tiga kali mutasi. Jadi, satu Virus Corona mengandung 3 strain yang ditemukan di empat wilayah, yakni di Maharashtra, Delhi, West Bengal, dan Chhattisgarh.

Para peneliti menyebut sebagai “Strain Bengal” yang dikhawatirkan berpotensi lebih cepat menginfeksi dibandingkan dengan yang bermutasi dua kali atau double-mutant. Sreedhar Chinnaswamy, peneliti dari National Institute of Biomedical Genomics di India, juga mengatakan varian triple-mutant membawa mutasi E484K, yakni varian yang ditemukan di Afrika Selatan dan Brasil.

Baca Juga: Sepekan, Kasus Covid-19 di Klaten Bertambah 287 Orang

6. RS kekurangan oksigen

Mutasi Virus Corona bisa menjadi makin berbahaya. Terlebih, di India, sistem pelayanan kesehatannya sudah mencapai puncaknya pada penanganan gelombang kedua Covid-19 ini. Rumah sakit di seluruh India sudah mulai kekurangan pasokan oksigen. Pada Kamis (22/4/2021), dilaporkan enam rumah sakit sudah tidak memiliki pasokan oksigen sama sekali di tengah adanya lonjakan jumlah pasien.

7. Virus lolos dari RT-PCR

Mutasi Virus Corona di India kali ini tak terdeteksi tes Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Lebih menyebar dan mematikan, bersembunyi langsung di paru, sehingga RT-PCR sebagai "gold standard" seakan sia-sia. Berbagai rumah sakit di India melaporkan pasien bergejala Covid-19 dites tetap negative, meskipun sudah dua atau tiga kali tes. Virus yang tidak terdeteksi membuat virus makin banyak menyebar.

8. Orang kaya terbang ke luar negeri

Di tengah badai Covid-19, warga kaya raya di India rela membayar ribuan dolar AS agar bisa menyelamatkan diri dari negaranya yang mencatatkan rekor kasus harian Covid-19 global selama empat hari berturut-turut. Mereka rela menyewa jet pribadi untuk pergi dari India sebelum bepergian benar-benar dilarang. Salah satu destinasi yang banyak dikunjungi adalah Uni Emirat Arab, yang jaraknya tak begitu jauh dari India dan banyak penerbangan yang berangkat ke sana.

Juru Bicara perusahaan pesawat carter Air Charter Service India mengatakan permintaan warga untuk menyewa jet pribadi “menggila”. Perusahaan penyedia jet pribadi lainnya, Enthral Aviation, mengatakan sudah dipesan ratusan orang dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga: Kasus Klaster Masjid di Karanganyar Bertambah, Kini Total 15 Orang Positif Covid-19

“Kami bahkan sudah meminta lebih banyak pesawat dari luar negeri untuk memenuhi permintaan ini. Harganya sekitar US$38.000 untuk menyewa pesawat jet 13 kursi dari Mumbai ke Dubai, dan US$31.000 untuk pesawat 6 kursi,” ujar juru bicara Enthral Aviation.

Beberapa orang juga berkelompok patungan menggunakan satu jet pribadi agar bisa mendapatkan kursi. Enthral Aviation juga mendapat permintaan untuk terbang ke Thailand.



9. Abai protokol kesehatan

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menyampaikan salah satu penyebab melonjaknya kasus positif Covid-19 di India karena pemerintah dan masyarakat mulai lengah menerapkan protokol kesehatan. Mereka menyelenggarakan perayaan keagamaan yang akhirnya menimbulkan kerumunan.

“Kecenderungan [peningkatan kasus positif] yang terjadi di India adalah karena mengabaikan protokol kesehatan saat melakukan ritual keagamaan,” kata Doni dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/4/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya