SOLOPOS.COM - Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faizal Basri berharap seleksi Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Periode 2022 – 2027 dijadikan momen untuk melakukan transformasi lembaga yang mengatur sektor jasa keuangan itu.

Di sisi lain, tambahnya publik juga menantikan figur DK OJK yang fresh, memiliki visi luas serta cepat dalam mengambil keputusan agar bisa memompa denyut perekonomian Indonesia. Selain itu seharusnya OJK juga memiliki lembaga pengawas, sehingga publik dapat menilai kinernya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“OJK ini kan tidak ada yang mengawasi, jadi apakah mereka membuat laporan atau tidak. Lalu [kalau ada] lapornya ke mana tidak jelas. Imbasnya, kita sulit untuk mengukur kinerjanya,” kata Faisal dalam temu wartawan, Jumat (11/2/2022).

Alangkah baiknya, OJK menggunakan dana dari APBN sehingga bisa diawasi. Faisal juga menentang adanya  wacana untuk melebur kembali OJK dengan Bank Indonesia (BI).

Baca juga: Wawasan Literasi Kunci Terhindar dari Pinjol Ilegal

Faisal yang juga Mantan Tim SatuanTugas Mafia Migas (Satgas Mafia Migas) juga mengkritisi pembukaan lowongan DK OJK yang mengkotak-kotakan sektor jasa keuangan sehingga dalam bekerja terkesan sendiri-sendiri.

“Di dalam OJK ini kan ada kompartemen-kompartemen, ada bidang asuransi, bidang perbankan, bidang pasar modal dan lain sebagainya. Sehingga kalau ada kasus yang menyelesaikan ya kompartemen yang terkait saja. Contohnya kasus Asabri, yang mengurus ya bidang asuransi saja, bidang yang lain tidak,” ungkap Faisal.

Hal ini dinilai Faisal justru membuat kinerja OJK menjadi kurang optimal. Seharusnya DK OJK menjadi satu kesatuan sehingga kinerjanya menjadi lebih kuat.

Baca juga: Faisal Basri Bakal Gugat UU Ibu Kota Negara

“DK OJK itu seharusnya yang dilihat leadership-nya, visinya dan kecepatannya dalam mengambil keputusan. Sementara dalam bekerja itu sudah ada tim teknis. Jadi tidak perlu dikotak-kotakkan. Ini kalau kita lihat yang mendaftar ada yang orang dari perbankan, asuransi, ada dari pasar modal, sehingga yang ditonjolkan seolah-olah kemampuan teknisnya,” jelas Faisal.

Menurutnya, OJK saat ini memerlukan pemimpin yang fresh dan terbebas dari beban masa lalu. Sehingga dalam bekerja mereka bisa melihat suatu masalah dengan helicopter view.

“Kalau saya boleh memilih dari 155 orang DK OJK yang lolos seleksi, saya akan memasangkan Dendi Ramadhan dan Mahendra Siregar. Karena hanya dua itu yang saya kenal, memiliki visi yang bagus dan independen. Dendi ini fresh karena tidak ada beban masa lalu, sementara Mahendra berpengalaman menjadi 3 wamen,” tegas Faisal.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya