SOLOPOS.COM - Expo bertajuk “City Branding” yang digelar di pelataran gedung G Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Rabu (7/12/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Keunggulan berbagai destinasi wisata di Indonesia dipamerkan melalui expo bertajuk “City Branding” yang digelar di pelataran gedung G Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Rabu (7/12/2022).

Sebelas konsep re-branding kota tujuan destinasi wisata di Indonesia ini disusun oleh sebelas tim mahasiswa Program studi Destinasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin yang sekaligus menjadi project akhir matakuliah Promosi dan Pemasaran Destinasi Pariwisata 2.

Dosen pengampu matakuliah Promosi dan Pemasaran Destinasi Pariwisata 2, Rini Kartika Hudiono, S.Pd., M.A., menjelaskan perkuliahan ini mengacu pada project base learning dengan tujuan mahasiswa tidak sekedar mempelajari teori tetapi langsung mengaplikasikannya.

Dijelaskannya, mahasiswa didorong untuk menemukan pemecahan masalah, disamping itu juga mempelajari konsep cara pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

“Dari matakuliah ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk memilih dan mempromosikan destinasi pariwisata didasarkan pada segmentasi dan target pasar, positioning, keunikan lalu dari itu semua diwujudkan dalam konsep branding,” jelasnya.

Baca Juga: FKIK UKSW Salatiga Ikut Pecahkan Rekor Muri 14.000 Porsi Makanan Cegah Stunting

Adapun unsur penilaian yang digunakan di antaranya adalah konsistensi penggunaan elemen branding yang meliputi logo, tagline, image pada materi promosi dan merchandise.

Selain itu juga pemanfaatan software berbasis Geographic Information System (GIS) seperti ArcGIS, serta keseluruhan konsep yang ditampilkan.

Ditemui di sela expo, salah satu tim mahasiswa yang terdiri dari Dwi Ratna Anggraeni dan Niken Embun Amadiora menunjukkan konsep branding destinasi wisata di dataran tinggi Kabupaten Semarang yakni Bandungan, diusung sebagai City of Symphony.

“Kami ingin mengajak wisatawan untuk sedikit menepi dari hiruk pikuknya perkotaan menuju ke daerah yang kental dengan nilai kebudayaan dan pluralitas. Menikmati keramahan dan kesederhanaan khas warga lereng gunung hingga berbagai hasil pertanian seperti bunga hias, sayuran dan buah – buahan segar. Tak hanya itu, wisatawan juga dapat menemukan sensasi berwisata di Candi Gedong Songo, Ayanaz, Sunrise Hill, Taman Bunga Celosia hingga menikmati secangkir kopi arabika dengan pemandangan menakjubkan di Umbul Sidomukti,” tutur Dwi Ratna.

Baca Juga: UKSW Ciptakan AI Mining Beta dan EWS Ledakan Trafo

Dwi Ratna menyebut, melalui konsep city branding yang ditawarkan, pihaknya ingin menguatkan citra yang baru. Berbekal tagline “City of Symphony”, Dwi Ratna dan Niken Embun ingin menginterpretasikan keharmonisan antara beberapa potensi yang dimiliki Bandungan, mencakup aspek alam (nature), buatan (man made), budaya (culture) dan juga kuliner (culinary), kemudian dibalut dalam aktifitas wisata yang menyenangkan.

“Semuanya berkolaborasi secara apik seperti sebuah simfoni yang menjadikan Bandungan sebagai sebuah kota tujuan yang nyaman untuk tinggal, berwisata, maupun berinvestasi. Konsep ini juga mengedepankan, menjaga dan terus mengembangkan setiap potensi mulai kini hingga di waktu-waktu yang akan datang,” imbuh Niken Embun.

Berdasarkan penyusunan konsep perencanaan city branding ini, keduanya menyebut banyak hal yang diperoleh. Misalnya seperti bertambahnya ilmu dan juga kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pihak pengelola destinasi wisata.

Rekomendasi
Berita Lainnya