SOLOPOS.COM - Kondisi eternit yang runtuh di kompleks Makam Ronggowarsito, Dukuh Kedon, Desa Palar, Trucuk, Klaten, Kamis (8/2/2018). (Cahyadi Kurniawan/JIBI/Solopos)

Eternit pendapa di Kompleks Makam Ronggowarsito di Trucuk, Klaten, ambrol.

Solopos.com, KLATEN — Eternit pendapa makam Ronggowarsito di Dukuh Kedon, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, ambrol sejak pekan lalu. Ambrolnya eternit disebabkan usia material yang sudah tua dan rapuh sehingga tak kuat menahan beban kotoran kelelawar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Petugas kebersihan makam, Fendri Anggoro Budi Kusumo, mengatakan eternit ambrol pada Rabu (31/1/2018). Ruang kosong antara eternit dan atap bangunan menjadi rumah kelelawar.

“Mungkin karena kotoran kelelawar terlalu banyak sehingga eternitnya tak kuat menahan berat akhirnya ambrol,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kompleks Makam Ronggowarsito, Kamis (8/2/2018).

Ia sempat membersihkan sisa-sisa eternit termasuk kotoran kelelawar yang berserakan. Namun, lantai pendapa kembali kotor karena memang bangunan itu dihuni banyak kelelawar.

“Kalau sekarang membersihkannya jadi sulit karena saking banyaknya kelelawar,” beber dia.

Ia menuturkan kejadian itu sudah dilaporkan kepada Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten. Kepala Seksi Pengelolaan Pengembangan Daya Tarik Sarana Wisata Disparbudpora Klaten, Purwanto, menyatakan sudah menerima laporan dari Pemerintah Desa Palar soal eternit di pendapa Makam Ronggowarsito yang runtuh.

Kendati demikian, Disparbudpora belum ada anggaran untuk perbaikan pendapa itu. Anggaran perbaikan baru bisa diusulkan pada APBD Perubahan 2018.

“Ini runtuh kali kedua di pendapa. Yang pertama sudah kami perbaiki. Perbaikan yang baru ini mungkin kami akan surati Bappeda dahulu,” kata dia.

Ia menjelaskan upaya pemeliharaan Makam Ronggowarsito harus melalui izin Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). Ke depan, pengembangan Makam Ronggowarsito dilakukan dengan menggandeng badan usaha milik (BUM) desa setempat. “Kalau ada BUM desa kami dorong agar mengelola potensi ekonomi di sana. Kalau secara khusus soal makam, kewenangan kami masih terbatas. Pemeliharaan pun harus izin ke BPCB,” terang dia.

Saat ini, tiket untuk masuk ke area makam Rp1.000 per orang. Pendapatan pada 2017 dari Makam Ronggowarsito senilai Rp1,8 juta.

“Pendapatan dari sana sangat sedikit. Padahal, kami menempatkan tenaga harian lepas [THL] untuk bersih-bersih sekaligus menarik tiket dengan upah Rp1,2 juta sebulan,” beber Purwanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya