SOLOPOS.COM - Pementasan tari mewarnai rangkaian seremonial Upacara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi 1944 Saka/Tahun 2022 di pelataran Candi Prambanan, Klaten, Rabu (2/3/2022). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, SOLO – Sejumlah candi bercorak Buddha berada di sekeliling Candi Prambanan yang dibangun sebagai penanda berkuasanya kembali Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu di Tanah Jawa.

Walau menjadi tempat ibadah umat Hindu, Candi Prambanan justru dikelilingi tujuh candi bercorak Buddha. Pembangunan komplek percandian Hindu terbesar di Asia Tenggara ini ditafsirkan sebagai penanda berkuasanya kembali Wangsa Sanjaya di Tanah Jawa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Bercorak Hindu, Mengapa Prambanan Justru Dikelilingi 7 Candi Buddha?

Candi Prambanan dikenal sebagai bangunan tinggi pertama yang dibangun di kawasan Asia Tenggara. Bersama dengan Candi Borobudur, arsitektur kedua candi ini telah menginspirasi model pembangunan candi-candi di Indochina atau negara-negara di semenanjung Asia Tenggara atau Asia Tenggara daratan bahkan hingga India.

Jejak Perang Pengaruh dan Kepentingan di Segitiga Emas Kota Solo

Benteng Vastenburg sebagai bagian entitas segitiga emas Kota Solo adalah situs tentang konflik pengaruh dan kepentingan. Konflik itu terentang sejak abad ke-18 hingga hari ini.

Pemerintah Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, telah menyusun desain pengembangan kota dengan menjadikan kawasan Jl. Jenderal Sudirman sebagai kawasan utama yang disebut kawasan segitiga emas.

Baca Juga: Jejak Perang Pengaruh dan Kepentingan di Segitiga Emas Kota Solo

Ada jejak perang pengaruh dan kepentingan di segitiga emas itu yang harus menjadi pelajaran bagi generasi masa kini dan masa depan. Perang pengaruh dan kepentingan itu terjadi sejak abad ke-19 hingga hari ini.

Segitiga emas Kota Solo itu meliputi pusat pemerintahan Balai Kota Solo, pusat perekonomian Pasar Gede, serta pusat kebudayaan dan sejarah Benteng Vastenburg dan Keraton Solo. Catatan sejarawan Soedarmono menjelaskan dengan gamblang jejak perang pengaruh dan kepentingan di kawasan segitiga emas tersebut.

Alami 5.402 Bencana di 2021, Indonesia Butuh 9 Satelit Pemantau

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Indonesia membutuhkan sembilan satelit pengindraan jauh untuk memantau kondisi kebencanaan di Indonesia. Sejak 1 Januari – 31 Desember 2021, data BMKG menyebut Indonesia mengalami 5.402 bencana yang tersebar di berbagai provinsi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan Indonesia membutuhkan sembilan satelit pengindraan jauh untuk memantau kondisi kebencanaan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Deputi Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi BMKG, Muhamad Sadly, pada kuliah umum dalam rangka Hari Meteorologi Dunia Ke-72 secara daring di Jakarta, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga: Alami 5.402 Bencana di 2021, Indonesia Butuh 9 Satelit Pemantau

Tiga berita di atas merupakan konten yang bisa diakses secara premium di layanan Espos Plus. Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya