SOLOPOS.COM - KP Dani Nur Adiningrat, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta yang juga dipasrahi untuk mengawasi Sasana Pustaka Keraton. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat, membantah tradisi Sekaten yang digelar dari tahun ke tahun telah bergeser dari esensi utama yakni syiar Islam atau dakwah menjadi condong ke komersial.

Pernyataan tersebut dia sampaikan menanggapi pendapat budayawan Solo, Tundjung W Sutirto. “Grebeg Maulud tidak ada komersialisasi apa pun dan syiar tetap berjalan seperti sebelumnya,” tuturnya saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (22/9/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dani meminta masyarakat, utamanya para tokoh, bisa membedakan antara pasar malam yang hanya bagian dari Sekaten di Keraton Solo, dengan Sekaten itu sendiri atau Grebeg Maulud. Dia menduga Tundjung menyoroti pasar malamnya.

“Mungkin beliau menyoroti pasar malamnya, yang bagian dari mangayubagyo. Jadi masyarakat, terutama tokoh harus bisa membedakan mana pasar malam dan mana sekaten. Sekaten tak pernah dikomersialkan,” terangnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Dani menjelaskan pembiayaan terbesar untuk upacara-upacara Keraton selama ini berasal dari Paku Buwono (PB) XIII. Artinya, ia menegaskan apa yang menjadi penghasilan Keraton Solo dipakai untuk upacara-upacara adat.

Baca Juga: Pasar Malam Sekaten Solo Banyak Masalah, Budayawan: Kembalikan ke Esensinya

Disinggung ihwal anggaran dari pemerintah untuk Keraton Solo, menurut Dani, angkanya relatif kecil dibandingkan pengeluaran untuk upacara adat Keraton seperti Sekaten. Selama ini anggaran pemerintah sebagian besar untuk gaji abdi dalem.

“Yang dari pemerintah terutama sebagian besar dipakai untuk gaji abdi dalem dan perawatan ringan. Sekali lagi saya ulang ya, untuk perawatan ringan,” urainya.

Anggaran Pemerintah

Ihwal anggaran pemerintah untuk Sekaten, dia mengaku tak tahu. Tapi dia berharap ada anggaran pemerintah. “Saya belum tahu, semoga ada. Jadi Keraton tak pernah mengomersialkan Sekaten atau upacara-upacara adat lain. Pasar malam pihak ketiga hasilnya untuk upacara adat,” katanya.

Baca Juga: Farel Prayoga Sukses Hipnotis Panggung Hiburan Pasar Malam Sekaten

Lebih jauh, Dani menyampaikan PB XIII dan Keraton Solo tidak pernah menerima hasil dari parkir kendaraan, baik sehari-hari maupun saat Sekaten. Dia mengaku tidak tahu ke mana uang parkir kendaraan itu mengalir.

“Wah saya tidak tahu nggih, share-nya. Yang Alun-alun Utara kelihatannya seragam resmi Dishub, juru parkir resmi, kami tidak tahu share-nya bagaimana. Yang jelas sampai hari ini Sinuhun tidak menerima hasilnya,” urainya.

Diberitakan sebelumnya, Budayawan Solo, Tundjung W Sutirto, memberikan komentarnya terkait munculnya sejumlah persoalan dalam penyelenggaraan Sekaten di Keraton Solo tahun ini.

Baca Juga: Tarif Parkir Pasar Malam Sekaten Solo Dikeluhkan, Dishub Solo Terjun Patroli

Dia menilai pasar malam hanya multiplier effect. Inti dan roh sekaten terpusat di Masjid Agung Solo. “Saya melihat pergelaran tradisi Sekaten sekarang tidak ubahnya keramaian pasar malam,” katanya kepada Solopos.com, Rabu (21/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya