SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan kondisi tanah yang ambles akibat erosi Kali Mungkung di Dukuh Gabusan, Tangkil, Sragen, Rabu (17/2/2021). (Moh. Khodiq Duhri/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Erosi yang terjadi di tebing Kali Mungkung di Dukuh Gabusan, Desa Tangkil, Sragen, kian bertambah parah. Pada Selasa (16/2/2021) sore, erosi kembali terjadi di lokasi yang sama. Erosi itu membuat tanah ambles bertambah dalam.

Sebelumnya, amblesnya lahan saat terjadi erosi pada Senin (15/2/2021) malam yang merusak empat rumah warga setempat hanya sedalam sekitar 1 meter. Akibat erosi yang terjadi pada Selasa sore, amblesnya lahan bertambah dalam hingga 4 meter.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Baca Juga: Dari Rp200-An Miliar, PAD Solo Naik Jadi Rp550-An Miliar Selama Kepemimpinan Rudy-Purnomo

Setelah didata, total panjang tanah yang ambles mencapai 86 meter dengan lebar rata-rata 8 meter dari bibir sungai. Erosi kedua itu membuat sejumlah material bangunan rumah yang sebelumnya sudah dibongkar turut ambles ke dasar sungai.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kejadiannya sekitar pukul 16.00 WIB. Paginya rumah saya bagian belakang dibongkar warga supaya tidak roboh, sorenya tanahnya malah ambles lagi,” kata Saino yang rumahnya ikut rusak akibat erosi Kali Mungkung saat ditemui wartawan di lokasi, Rabu (17/2/2021).

Sejumlah relawan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen bersama Pemerintah Kecamatan (Pemcam) Sragen dan perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) meninjau lokasi erosi yang merusak empat bangunan rumah warga.

Baca Juga: Diterjang Hujan Angin, Sejumlah Pohon di Sukoharjo Tumbang Tutupi Jalan

Rumah Terpaksa Dibongkar

Kepala Pelaksana Harian BPBD Sragen, Sugeng Priyono, mengatakan empat bangunan rumah terpaksa dibongkar demi menghindari hal yang tidak diinginkan. Kendati begitu, dia memastikan penghuni empat bangunan rumah itu tidak mengungsi.

“Yang dibongkar hanya bangunan rumah bagian belakang, terutama dapur. Warga masih bisa tinggal di rumah bagian depan. Sekarang kami masih fokus menangani masalah kedaruratannya dulu, terkait solusinya bagaimana, biar dikaji oleh BBWSBS,” paparnya.

Koordinator BBWSBS Wilayah Sragen, Wijiyono, mengaku akan melaporkan segera kepada pimpinan terkait kondisi erosi Kali Mungkung. Dia belum tahu bagaimana solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah erosi yang mengancam sejumlah bangunan rumah warga itu.

“Nanti kita bikinkan nota dinas dulu. Kita ajukan ke kepala balai. Biar pimpinan yang memutuskan. Sementara kita fokus pada penanganan kedaruratan bersama desa, camat, BPBD dan warga sekitar,” papar Wijiyono.

Baca Juga: Chikungunya Merebak di Karanganyar, Cepat Menular Meski Tidak Ada Kasus Kematian

Ditanya soal kebutuhan anggaran untuk pembangunan talut permanen, Wijiyono belum bisa menjawab. Menurutnya, guna menanggulangi terjadinya banjir maupun erosi di Kali Mungkung, salah satu cara yang dilakukan BBWSBS adalah mengeruk sedimen di dasar anak Sungai Bengawan Solo itu.

“Pengerukan sedimen terakhir itu pada 2020 yang berlokasi di hulu atau di dekat Jembatan Mungkung. Pengerukan sedimen akan kami lanjutkan nanti pada musim kemarau,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya