SOLOPOS.COM - Proses latihan pentas teater berjudul Senja dengan Dua Kelelawar beberapa waktu lalu. (Solopos.com-dok. Teater Eks Surakarta)

Solopos.com, SOLO -- Pandemi setahun terakhir memukul mundur segala lini kehidupan. Tak terkecuali seni teater di Kota Solo. Banyaknya pembatasan dan minimnya perhatian membuat panggung pentas ini mengalami kembang kempis. Seni teater di kampus, sekolah, hingga komunitas kota jarang menggelar acara karena terbentur kebijakan hingga pendanaan.

Kondisi tersebut membuat komunitas Teater Eks Surakarta tergerak. Program pentas yang biasanya diadakan setahun dua kali justru ditambah sepanjang pandemi. Awal tahun ini bahkan ada tiga judul yang bakal digeber sejak Februari hingga Mei. Proses latihan sudah dilakukan jauh-jauh hari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu pendiri Teater Eks Surakarta, Turah Hananto, saat diwawancara, Jumat (19/2/2021), mengatakan justru masa pandemi ini membuatnya tergerak untuk mengadakan banyak pentas. Februari lalu mereka sukses membawakan, Sebuah Peristiwa, karya Yustinus Popo.

Selama dua hari ke depan, Selasa (23/2/2021) dan Rabu (24/2/2021), menampilkan Senja dengan Dua Kelelawar di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT). Selanjutnya pada Mei mendatang akan membawakan Mengasah Pisau Cukur karya Hanindawan. “Semuanya sudah mulai berproses,” terangnya.

Baca jugaJoe Taslim Beraksi di Mortal Kombat, Trailer-nya Keren...

Upaya yang mereka lakukan untuk hidupkan seni teater di masa pandemi ini tidaklah mudah. Proses dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Saat proses Senja dengan Dua Kelelawar mereka harus pindah latihan hingga empat kali. Belum lagi ditambah pemain yang tak semua bisa datang karena berbagai kepentingan. Walhasil latihan dilanjutkan via virtual.

“Misal latihan yang Senja dengan Dua Kelelawar ini harus pindah empat kali karena ada aja masalahnya. Misal pernah di Sanggar Seni Kemasan, harus geser karena di sana ada yang positif covid-19, pindah lagi ke tempat lain. Menghabiskan energi,” terangnya.

Namun Turah cs tak menyerah. Tekad meraka sangat kuat untuk tetap berproses di masa pandemi. Besar harapannya upaya baik ini direplikasi kelompok lain. Masa sulit ini jangan sampai membatasi kreativitas.

Baca jugaYuk! Nonton Ketoprak Balekambang di Kanal YouTube Balkam TV

Cerita Keteguhan

Sementara mengenai pemilihan judul pentas teater, dipilih yang paling related dengan kondisi sekarang. Misalnya Sebuah Peristiwa dianggap sebagai naskah fleksibel yang bisa dibawakan dalam berbagai situasi, temasuk saat pandemi. Sementara Senja dengan Dua Kelelawar yang disutradarai langsung oleh Turah ini menggambarkan soal keteguhan.

Naskah karya Kirdjomulyo tersebut menceritakan tentang tentang kesetian seorang perempuan bernama Ismiyati yang menunggu teman masa kecilnya yang sudah beristri. Dia adalah Suwarto. Namun di akhir cerita mereka tak bersatu meskipun isteri Suwarto telah meninggal dunia.

“Memang alurnya soal cinta. Namun cerita secara keseluruhan membahas tentang keteguhan. Keteguhan ini pula yang kita butuhkan di saat sekarang,” terangnya.

Baca jugaDokumentasi Pandemi dari Sineas Dokumenter Soloraya

Nantinya judul tersebut akan dibawakan para pemain teater senior Solo yakni Yustinus Popo, Eko Pethel, Budi Bodhot, Memed, dan Doddy Eskha. Mereka juga termasuk para pendukung Teater Eks Surakarta.

Kelompok ini lahir dari keteguhan dan kerja keras para anggotanya. Diinisiasi pada 2006 lalu oleh Yustinus, Turah, serta mendiang Guntur T. Cunong dari kamar kosan. Lakon yang pernah dibawakan di antaranya monolog Blok, pentas Ritual Laki-Laki, Hampir Manusia, Penyakit Sakit, dan masih banyak lagi. Ika Yuniati

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya