SOLOPOS.COM - Drone untuk penyemprotan pupuk cair area sawah Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Senin (22/11/2021).(Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — PT Pupuk Indonesia mengenalkan salah satu produk mereka di Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Senin (22/11/2021). Produk tersebut adalah pupuk organik cair bermerek Phonska OCA dan disubsidi oleh pemerintah.

Tak hanya mengenalkan kepada para petani dan stakeholders di kecamatan tersebut, BUMN itu juga langsung mendemonstrasikan menyemprotkan pupuk tersebut ke sawah yang sudah ditentukan. Penyemprotan kali ini tidak dilakukan dengan cara konvensional seperti menggunakan tangki semprot yang biasa digendong petani. Kali ini penyemprotan dilakukan menggunakan drone pertanian milik TodayTech, Yogyakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Vice President Penjualan Wilayah 3B PT Pupuk Indonesia, Rizki Candra Sakti, mengatakan penyemprotan pupuk menggunakan drone lebih presisi, mudah, dan menyenangkan. “Dengan penyemprotan pupuk memakai drone ini kami berharap pertanian jadi mudah dan menyenangkan sehingga dapat memberikan hasil yang baik dengan produktivitas tanaman,” ujarnya.

Baca Juga: Pupuk Indonesia Kenalkan Phonska OCA di Karanganyar, Ini Keunggulannya

Penyemprotan pupuk dengan teknologi ini bisa menjadi alternatif bagi petani yang sudah tak sanggup lagi menggunakan tenaga manusia. Selain itu, juga dapat menarik minat kaum muda dalam bidang pertanian melalui teknologi yang kini terus dikembangkan.

Founder CV Sapta Teknologi Mandiri, Khairil Fadli, yang menjadi penyedia jasa penyemprotan lahan pertanian dengan drone mengatakan pesawat nirawak ini bisa menggendong 10 liter air (pupuk cair). Kapasitas tersebut dapat mengaver area 1-1,3 hektare (ha) sekali terbang. Drone ini juga bisa diprogram sehingga dapat melakukan penyemprotan secara otomatis, tanpa perlu dikendalikan secara manual oleh operator.

“Kapasitas tangkinya 10 liter untuk mengkaver area 1-1,3 ha per sekali terbang. Waktu yang dibutuhkan sekitar 11-15 menit. Sehari maksimum 15 ha, tergantung cuaca,” ujar Khairil sebelum menerbangkan drone dengan enam baling-baling itu.

Baca Juga: Sensus Pertanian di Karanganyar, Upaya Genjot Ekonomi di Tengah Pandemi

Drone ini menggendong baterai 22.000 mAH dan tahan terbang hingga 17 menit dalam kondisi baterai penuh.

Ia menjelaskan kelebihan pemupukan menggunakan drone dibandingkan dengan tenaga manusia antara lain lebih efisien dari sisi waktu dan lebih merata.

“Lebih cepat dari segi waktu, lebih merata, spacing bisa diatur. Ketinggian juga bisa diatur, misalnya angin di sawah berembus kencang, kita pakai 1,2 meter di atas permukaan tanaman, dan kalau angin sepoi-sepoi saja kita bisa pakai ketinggian 2 meter,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya