SOLOPOS.COM - Kuburan massal anggota PKI yang dikenal dengan nama Makam Mbah Sewelas terletak di emperan rumah salah satu warga Dusun Dukuh, RT 007, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Suwarti pada Selasa (6/9/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Di wilayah RT 007, Dusun Dukuh, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen diyakini terdapat kuburan massal anggota PKI. Uniknya, kuburan itu berada tepat di depan rumah warga bernama Suwarti.

Konon, di lokasi itu ada 11 warga yang dieksekusi mati dan dimakamkan karena terlibat organisasi terlarang tersebut. Pembunuhan itu dilakukan pada malam hari pada 1965 silam.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Keterangan itu disampaikan Ketua RT 007, Dusun Dukuh, Husnul Azis, kepada Solopos.com, Selasa (6/9/2022). “Dulu di sini merupakan tanah lapang biasa, kemudian digunakan sebagai lokasi eksekusi dengan dibuatkan satu lubang besar. Kemudian 11 orang tersebut berada dipinggir lubang, dan dieksekusi dengan cara diberondong tembakan,” terang Azis di depan makam.

Ia mendapat informasi tersebut dari cerita sesepuh desa. Kuburan massal tersebut sekarang eksis dengan nama Makam Mbah Sewelas, merujuk pada jumlah orang yang dieksekusi.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Kuburan Massal Tragedi 1965 yang Terserak

Kuburan massal tersebut awalnya hanya berupa gundukan tanah dan ditandai batu bata. Sekarang sudah dibangun pondasi dari semen yang berbentuk persegi panjang mengelilingi makam tersebut.

Kuburan massal itu tepat berada di depan rumah yang ditinggali Suwarti bersama suami dan seorang anaknya. Ditemui di kediamannya, Suwarti sama sekali tak terganggu dengan adanya kuburan massal tersebut. “Sudah biasa, sudah nyaman. Rumah ini juga warisan keluarga, dulunya ditempati kakak saya, Darmin,” terangnya.

Ia mengaku tidak pernah mengalami kejadian mistis, karena memang anak-anak sekitar rumahnya juga sering main di sekitar makam tersebut. Banyaknya tanaman hias di sekelilingnya membuat kuburan massal itu sama sekali tidak terlihat menyeramkan.

Baca Juga: Kuburan Massal di Semarang, Lokasi Pembantaian 1965 yang Dianggap Keramat

Aziz menambahkan, 11 orang yang dieksekusi mati itu tidak ada yang warga sekitar. Namun, ia tidak tahu siapa dan apa peran mereka di organisasi PKI.

Lebih jauh ia bercerita salah satu dari 11 orang yang dieksekusi itu merupakan salah satu lurah di Kecamatan Sambirejo yang kebal peluru. Sehingga ketika diberondong tembakan ia tidak bisa meninggal seperti orang lain yang juga dieksekusi. Sehingga lurah itu terpaksa didorong ke lubang dan dikubur hidup-hidup.

“Orang-orang yang dieksekusi ini kebanyakan pengikut setia dari lurah tersebut. Karena dulunya merupakan sosok yang berpengaruh,” tambah Azis.

Pembangunan pondasi kuburan massal dengan ukuran 2 x 2 meter persegi itu dilakukan pada 3 Juli 1993. Di bagian permukaan beton itu terdapat tulisan Bong-Tomo-DKK-11. Bong atau Bung Tomo merupakan sebutan dari salah satu tokoh penting yang turut dieksekusi.

Baca Juga: Mitos di Kuburan Massal Semarang, Penampakan Makhluk Halus hingga Tersesat

DKK merupakan kependekan dari dan kawan-kawan. Sementara angka 11 merujuk pada jumlah warga terduga anggota PKI yang dieksekusi mati di lokasi tersebut.

Anak dan cucu atau ahli waris dari  lurah yang kebal peluru itu, sambung Azis, rutin ziarah ke makam tersebut. Ada yang berasal dari Jakarta. Mereka datang dengan mobil. Kebanyakan dari mereka datang saat Ruwah atau mendekati Puasa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya