SOLOPOS.COM - Mobil PMI menyemprotkan cairan disinfektan di area Pasar Hewan Sunggingan, Cepogo, Boyolali, Kamis (23/6/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Kejadian terkaparnya empat sapi suspek penyakit mulut dan kuku atau PMK di Pasar Hewan Sunggingan di Jelok, Cepogo, Boyolali pada Kamis (23/6/2022) menjadi momen evaluasi bagi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali.

Hal tersebut disampaikan Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, saat dijumpai Solopos.com di Pendapa Gedhe Boyolali, Jumat (24/6/2022). “Kemarin pemilik sapinya dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi, untuk sapi yang kemarin di Pasar Hewan Sunggingan sudah kami tangani, kami isolasi dan lakukan pengobatan,” terang dia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain itu, ia mengatakan petugas Palang Merah Indonesia (PMI) juga melakukan penyemprotan disinfektan di area Pasar Hewan Sunggingan pada Kamis siang. Lebih lanjut, Lusi menganggap langkah pengetatan lalu lintas hewan ternak seperti penutupan pasar hewan dapat mempercepat pengendalian PMK.

“Jadi pengetatan tetap kami lakukan. Sampai saat ini kami juga menggandeng polisi karena kemarin juga sama pak polisi. Jadi kami bertugas menangani hewannya, PMI menyemprotkan disinfektan, dan pak polisi membawa terduga pembeli sapi ke kantor polisi,” terang dia.

Sementara itu, Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan, mengatakan yang dilakukan kepolisian hanya meminta keterangan dari pemilik sapi terkapar di Pasar Hewan Sunggingan.

Baca juga: Sapi Terkapar di Pasar Hewan Sunggingan, Disnakkan Boyolali: Tanpa SKKH

“Tidak ada proses hukum, ini kan jadi pelajaran untuk masyarakat. Pasar kan ditutup, agar transaksi sapi di pasar berhenti dulu menunggu reda,” kata Agung.

Agung juga mengatakan kepolisian juga menjaga situasi warga agar tetap kondusif. Polsek Cepogo, beber Agung, juga memberikan pengertian kepada pemilik sapi agar berhati-hati dalam situasi saat ini.

“Yang membuat resah kan sapinya ditaruh pasar, terus diarahkan untuk dibawa ke kandang sendiri. Nah, ternyata dia khawatir karena di kandangnya ada sapi lain. Khawatir takut nularin, lha piye?” terang Agung.

Hidup Segan Mati Tak Mau

Sementara itu, Humas Paguyuban Lembu Ireng Pasar Hewan Sunggingan, Juni, mengatakan paguyubannya akan bekerja sama dengan petugas pasar agar kejadian serupa tak terulang.

Baca juga: Sapi Diduga PMK Terkapar di Pasar Hewan Sunggingan Boyolali dari Jatim

Akan tetapi, ia mengatakan selama pasar hewan ditutup, respons para pedagang hewan seperti hidup segan mati tak mau.

Ia mengungkapkan kondisi pedagang yang menggantungkan penghasilan di Pasar Hewan Sunggingan sangat sulit. Jika ingin menjual sapi maka harganya akan murah dan jarang yang membeli.

“Misal mau jual sapi juga mau dibawa ke pasar, ya pasar mana? Padahal butuh biaya makan sapi dan membayar utang terutama utang yang berhubungan dengan bank. Ini pedagang banyak komentar aku kudu piye sama mumet tok,” kata Juni.

Baca juga: Sapi Suspek PMK Tergeletak di Pasar Hewan Sunggingan, Milik Siapa?

Lebih lanjut, Juni mengungkapkan permintaan para anggota Paguyuban Lembu Ireng Pasar Hewan Sunggingan terkait penutupan pasar hewan.

“Kami mohon kepada Pemkab [Pemerintah Kabupaten] Boyolali agar penutupan pasar hewan tidak terulang kembali. Jadi cukup selesai pada tanggal 4 Juli. Soalnya kalau tutup ya susah, enggak hanya pedagang tapi semua yang mencari nafkah di pasar hewan saat ini jatuh,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya