SOLOPOS.COM - Produk kerajinan olahan limbah pampers yang dibuat oleh emak-emak anggota KSM Kampung Asri, Boyolali, Minggu (3/7/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI— Tiga emak-emak yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Kampung Asri di Dukuh Karangwuni, Desa Doplang, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali terlihat sibuk membuat kerajinan dari olahan limbah pampers pada Minggu (3/7/2022) siang.

Tangan mereka sibuk mengambil isian limbah pampers di dalam ember kemudian dicampur dengan kemasan minyak goreng yang sudah tak terpakai. Salah satu emak-emak tersebut adalah Sri Pujiyati, ketua bidang kerajinan di KSM Kampung Asri.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Ini inovasi terbaru dari kami, yaitu olahan limbah pampers atau olimpers. Untuk kolor pampers kami buat kerajinan bunga. Terus bikin keranjang atau pot bunga dari pampers seperti sekarang. Gel di dalam pampers kami pakai untuk polybag bernutrisi,” kata dia kepada Solopos.com saat ditemui di lokasi.

Ia juga mengatakan untuk cover luar limbah pampers dipakai untuk sandal lantai. Sri mengungkapkan untuk sisa limbah pampers yang tidak terpakai bisa dipakai untuk isi bantal.

Baca juga: Mandiri Energi ala Warga Kanoman Boyolali dengan Manfaatkan Limbah Tahu

Untuk memperoleh pampers yang digunakan untuk kerajinan tangan, Sri mengandalkan iuran pampers dari emak-emak anggota KSM Kampung Asri.

“Kami anggotanya ada 10 orang, bahannya didapat dari kami sendiri. Jadi anggota kami langsung pampersnya ditaruh di ember yang ada airnya. Kemudian setelah mengembang diambil gel di dalamnya, baru diolah untuk dijadikan kerajinan,” kata dia.

Ia mengatakan pemasaran kerajinan olahan limbah pampers tersebut bisa dibeli online dan di galeri kerajinan KSM Kampung Asri. “Untuk harga keranjangnya ini kami bandrol Rp20.000 per buah. Kemudian untuk bunga ini kemarin ada orang Malaysia yang pesan, kami kasih harga Rp250.000 per buah,” kata dia.

Untuk membuat satu keranjang dari limbah pampers, Sri mengatakan hanya membutuhkan satu buah pampers bekas. Namun, untuk membuat kerajinan bunga, ia membutuhkan empat kolor.

Baca juga: Tak Ada IPAL, Perajin Tahu Weru Sukoharjo Buang Limbah ke Sungai

Sementara itu, Ketua KSM Kampung Asri, Saryono, mengatakan olahan limbah pampers yang dibuat menjadi kerajinan seperti bunga sakura mini lebih laku dibanding produk olahan lainnya.

“Kalau untuk sandal, keranjang, atau polybag bernutrisi itu lebih ke propaganda kami untuk masyarakat semuanya bahwa pampers bisa kami manfaatkan dan bisa diselesaikan di rumah tangga sendiri.

Dengan propaganda olahan limbah pampers, ia mengajak masyarakat untuk tidak membebani lingkungan, pemerintah, dan masyarakat dengan sampah diri sendiri. Ia mengajak masyarakat untuk bertanggung jawab dengan sampah yang dihasilkan sendiri.

Salah satu cara untuk bertanggung jawab dengan limbah pampers, kata Saryono, adalah dengan mengolahnya menjadi kerajinan tangan.

“Olahan ini kami buat sejak 2020. Kami pernah diundang oleh DLH [Dinas Lingkungan Hidup] Provinsi sebagai narasumber dengan materi pemanfaatan popok sekali pakai,” kata dia.

Baca juga: Batu Cantik dari Sampah Kresek Boyolali Jadi Suvenir Presiden Jerman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya