SOLOPOS.COM - Ilustrasi gas elpiji. Di Wonogiri gas elpiji mulai langka. (Dok/JIBI)

Solopos.com, WONOGIRI — Sulitnya masyarakat Wonogiri mendapatkan elpiji 3 kg bukan disebabkan meningkatnya jumlah permintaan. Melainkan dipengaruhi banyaknya pangkalan yang seolah berlaku menjadi distributor.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, Sunardi, kepada Solopos.com, Senin (8/8/2022). Pangkalan yang mendapat stok dari distributor, mestinya tak diperbolehkan menjual elpiji 3 kg ke pengecer. Namun, praktik yang ditemui di lapangan, tak sedikit yang menjualnya ke pengecer, bahkan hingga 10-an tabung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya sendiri memantau tapi orang lain tidak tahu. Banyak pangkalan yang seolah menjadi distributor. Saya cek di daerah tertentu, pangkalan itu saat mendapat stok dari distributor langsung diserbu beronjong [pembeli berberonjong]. Mereka membawa delapan sampai sepuluh tabung ke pangkalan untuk ditukar lalu dijual kembali,” kata Sunardi.

Setiap pangkalan seharusnya mencatat dalam logbook atau buku harian setiap kali menjual elpiji 3 kg ke masyarakat. Hal itu bertujuan membatasi masyarakat yang ingin membeli elpiji 3 kg. Tujuan lain agar kebutuhan elpiji di masyarakat tercukupi.

Sulitnya warga memperoleh elpiji 3 kg bermula dari pengelola pangkalan. Sulitnya warga mendapatkan elpiji 3 kg tak dipengaruhi oleh naiknya harga elpiji nonsubsidi 5,5 kg maupun 12 kg.

Baca Juga: 27 Tahun Pakai Arang Bikin Bakso Mbah Mijo Wonogiri Ini Tetap Maknyus

“Mereka [pangkalan] mengingkari adanya logbook. Pembatasan itu nyatanya tidak dijalankan. Kalau ditanya, mereka pasti bilangnya kurang-kurang terus. Padahal mereka juga berlaku seolah sebagai distributor. Soalnya, distributor itu hanya yang membawa elpiji menggunakan truk. Masalahnya, ketika ada mobil yang membawa elpiji atau kendaraan yang membawa beronjong [membawa elpiji]. Pertanyaannya, elpiji yang mereka bawa itu mau dibawa ke mana,” imbuhnya.

Dinas KUKM Perindag Wonogiri setiap tahunnya telah menetapkan kuota elpiji 3 kg. Sunardi memastikan, tingkat ketersediaan kuota tersebut melebihi jumlah permintaan pada 2022.

Dari data yang pernah Sunardi sampaikan, kuota elpiji 3 kg pada 2022 di Kabupaten Wonogiri diketahui sebanyak 27.927 metrik ton (MT). Jumlah itu ia akui tak akan berubah hingga akhir 2022.

“Kalaupun ada perubahan kuota, akan dibahas setiap akhir tahun yang direncanakan setahun ke depan,” terangnya.

Baca Juga: Bakso Titoti Wonogiri Terdampak Harga Tinggi Gas Elpiji, Rugi Besar?

Warga asal Kelurahan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Yadi, mengakui kesulitan mendapat elpiji 3 kg di pangkalan belum lama ini. Salah satu faktornya karena pangkalan yang memprioritaskan menjual stok elpiji dari distributor ke pengecer.

“Bakul-bakul itu langsung di depan, mereka yang diprioritaskan. Sebenarnya enggak benar,. Kan ini khusus masyarakat miskin, kok malah buat mereka [pengecer],” ucapnya, Jumat (5/8/2022).

Solopos.com sempat meminta konfirmasi pengakuan Yadi kepada pemilik Pangkalan Elpiji di Kelurahan Wonokarto. Di tempat itu terdapat dua orang yang berjaga di pangkalan. Namun, keduanya enggan menjawab pertanyaan dengan alasan mereka merasa tak berhak menjawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya