SOLOPOS.COM - Tiang listrik aliran atas pada proyek elektrifikasi jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Stasiun Solo Balapan - Stasiun Palur terlihat sebagian sudah terpasang di Gilingan, Banjarsari, Solo, Jumat (20/8/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Tengah terus mengebut pembangunan elektrifikasi Stasiun Solo Balapan-Palur untuk mendukung pengoperasian kereta rel listrik atau KRL.

Elektrifikasi jalur itu telah dimulai sejak 2020, didahului dengan pekerjaan gardu dan listrik aliran atas antara Stasiun Solo Balapan-Solo Jebres, serta penataan track layout Stasiun Solo Jebres.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kemudian pada 2021, kedua pekerjaan itu dilanjutkan ditambah dengan pembangunan depo perawatan kereta rel listrik (KRL) serta pengoperasian KRL Solo Jebres-Palur. Pada tahun ini, pekerjaan tersebut ditargetkan rampung yang lantas diteruskan dengan pengoperasian KRL Solo Balapan-Palur.

Baca Juga: Siap-Siap, KRL Jalur Solo-Palur Segera Beroperasi!

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jateng, Putu Sumarjaya, mengatakan perkembangan elektrifikasi jaringan itu sudah mencapai 73%. Rencana pengujian dinamis dilakukan pada Agustus dan target selesai atau operasional pada September.

Putu mengatakan elektrifikasi bertujuan memperluas layanan KRL guna penyediaan transportasi aglomerasi. Teknologi yang digunakan adalah sistem DC 1.500 VDC dengan incoming dari PLN 20 KV daya di setiap gardu 5.540 KVA.

“Jumlah gardu traksi 1 di Solo Jebres. Tarif traksi sesuai Permen SDM No 28/2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN,” terangnya dalam Refleksi dan Eksplorasi Satu Tahun Layanan KRL Solo-Jogja bersama Komunitas di Hotel Swiss-Belinn Sari Petojo, Senin (7/3/2022) siang.

Baca Juga: Jaringan Listrik Hampir Siap, KRL Solo-Jogja Segera Jalan sampai Palur

Dalam kesempatan itu, Putu juga menjelaskan rencana pengembangan KRL lintas Jogja-Wates-Kutoarjo, di mana detail engineering design (DED) lintas itu telah selesai dan tahun depan bakal dimulai proyek elektrifikasinya.

Integrasi Layanan

Selain itu, juga direncanakan penambahan dua perjalanan kereta api pagi dan sore yang mengintegrasikan antara layanan KRL Solo-Jogja dengan KA perintis Purwosari-Wonogiri (Railbus Bathara Kresna) dan KA BIAS (bandara).

“Pembangunan depo di dekat Stasiun Jebres sebagai fasilitas perawatan KRL untuk pemenuhan sarana siap operasi serta stabling KRL sudah mencapai 58% dan ditargetkan selesai pada Juli 202,” ungkap Putu.

Baca Juga: Pengguna KRL Solo-Jogja Melonjak pada Desember, Capai 9.000 Orang/Hari

Di saat yang sama, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, meminta penyedia layanan mengecek kemampuan membayar atau ability to pay dari penumpang untuk merumuskan formulasi tarif yang lebih presisi dan fair.

Fair dalam hal ini baik bagi penumpang maupun bagi operator. Tarif flat KRL Solo-Jogja senilai Rp8.000 ia nilai masih terjangkau kemampuan penumpang.

“Namun, pengecekan bertujuan mengetahui apakah keinginan dan pelayanan yang dibutuhkan sudah memenuhi espektasi konsumen. Pelayanan KRL juga harus bisa mewujudkan pelayanan yang melebihi standar pelayanan minimal melalui inovasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya