SOLOPOS.COM - Faiz Ardian Mahendra (Istimewa)

Faiz Ardian Mahendra (Istimewa)

Faiz Ardian Mahendra (Istimewa)

Tahu enggak Sobat Gaul, tidak semua coretan tulisan yang ada di tembok bisa disebut grafiti, hlo! Kalau Sobat Gaul perhatikan di tembok-tembok lingkungan banyak tulisan nama dari kelompok/individu yang terkadang memiliki kesan mengotori atau merusak keindahan, nah, itu disebut vandalisme.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Grafiti lebih punya nilai estetika dari cara para graffiti writer mengatur bentuk dan tatanan tulisan, kombinasi warna, kerapian, serta tehnik pembuatan grafiti yang sebenarnya tidak mudah,” ujar Faiz Ardian Mahendra, graffiti writer yang saat ini duduk di bangku Kelas XI MIA 6 SMAN 1 Klaten.

Menurut Faiz, para graffiti writer perlu wadah bagi karya-karya mereka. Selain juga untuk melestarikan seni grafiti, dengan lebih membuka ruang publik untuk kegiatan seni semacam ini juga bisa mengurangi vandalisme, karena bisa menampung bakat dari street artist dan mengurangi aksi liar atau vandalisme dari kelompok tertentu.

Cowok yang terkenal dengan panggilan John Fam ini mengaku sudah sejak SD menggeluti bidang seni dan sketsa. “Tiap hari mencoba teknik dan style yang belum pernah saya coba lalu menuangkan pada gambar di tembok. Selain itu nggambar bareng street artist yang lain, berkolaborasi, exchange [bertukar gambar], akses Internet yang sekarang mudah digunakan juga bisa meluaskan wawasan tentang street art dan grafiti” paparnya. (Ruri-Wasis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya