SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja membongkar muatan sayuran kubis dari kendaraan bak terbuka di Sub Terminal Agribisnis Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (29/12/2015).(JIBI/Antara Foto/Aditya Pradana Putra/ilustrasi

Solopos.com, SEMARANG — Jawa Tengah (Jateng) menjadi provinsi dengan nilai ekspor tertinggi tingkat nasional pada periode 2019-2020 sehingga berhasil meraih penghargaan Andi Bakti Tani 2021 dari Kementrian Pertanian. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Wakil Presiden RI, Kyai Haji Ma’ruf Amin di Istana Wapres pada 13 September 2021 lalu kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen.

Dilansir dari Antaranews.com, Rabu (6/10/2021), Provinsi yang dipimpin oleh Ganjar Pranowo tersebut tercatat memiliki peningkatan ekspor sebesar Rp8,3 triliun untuk komoditas pertanian atau lebih unggul dari empat provinsi lain, yakni Kalimantan Timur (Rp6,7 triliun), Jambi (Rp5,1 triliun), Kalimantan Barat (Rp4,4 triliun), dan Sulawes Utara (Rp3,9 triliun).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Tri Susilarjo mengatakan bahwa keberhasilan itu tidak lepas dari upaya yang telah dilakukan pihaknya, di antaranya menggiatkan fasilitas temu usaha antara petani produsen dan pelaku usaha, khususnya kemitraan.

Baca Juga: Ada Menara Eiffel di Rawa Pening, Tak Perlu ke Paris Gaes

Tri juga mengatakan bahwa upaya peningkatan produktivitas serta kualitas hasil pertanian dengan penerapan Good Agriculture Practices atau norma budi daya yang baik. Tidak kalah penting juga membangun komitmen pada semua pemangku kepentingan dan kemitraan yang berperan dalam mewujudkan tujuan atau target yang dimitrakan.

Ma’ruf Amin melalui sambutannya dalam acara pemberian penghargaan  tersebut mengapresiasi capaian dan kinerja sektor pertanian Indonesia yang telah mengalami kemajuan dan peningkatan produksi. Lebih dari itu, pertanian juga dinilai mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional serta memenuhi pangan rakyat dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Dia bersyukur di tengah disrupsi yang diakibatkan pandemi, sektor pertanian mampu hadir sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Wapres juga mengingatkan ada tiga hal utama pembangunan pertanian Indonesia, yaitu melakukan pemenuhan pangan rakyat secara total, meningkatkan kesejahteraan petani, dan melakukan peningkatan ekspor secara berkelanjutan.

Baca Juga: Ada Ikan Dewa di Telaga Sarangan, Air Surut Bagaimana Kondisinya?

Dilansir dari Jateng.bps.go.id, nilai ekspor Jawa Tengah secara menyeluruh pada 2020 berada di angka US$8,93 juta sedangkan nilai impornya berada di angka US$ 8,719 juta. Nilai ekspor ini dinilai turun dari tahun 2019  yang nilainya US$8,516 juta. Penurunan ini cukup signifikan namun masih stabil karena faktor pandemi Covid-19 yang merebak pada 2020 sehingga mengubah segala kebijakan ekspor/impor itu sendiri.

Sedangkan pada 2021, ada peningkatan nilai ekspor dari bulan ke bulan, dari Januari hingga Agustus 2021. Peningkatan ini terlihat dari  nilai ekspor US$781,37pada Januari 2021 menjadi US$967,60 pada Agustus 2021

Sementara itu, jenis komoditi pertanian yang diekspor meliputi sayuran dan umbi-umbian yang volumenya mencapai lebih dari 11.000 ton pada 2019. Komoditi pertanian terbesar kedua adalah buah-buahan yang volumenya mencapai lebih dari 9000 ton. Sedangkan luas panen lahan sayuran dan buah-buahan di Jawa Tengah pada tahun 2019 menurut data yang dilansir dari jateng.bps.go.id, terbagi menurut jenis sayur dan umbinya, di antaranya luas lahan kangkung mencapai 2431 hektar (Ha), luas lahan ini turun dari tahun sebelumnya, 2018, yaitu sebesar 2440 Ha.

Baca juga: Demak Terancam Tenggelam, Tapi Krisis Air Bersih, Kok Bisa?

Luas lahan bayam pada 2019 mencapai 2012 Ha, turun 2 Ha dari tahun sebelumnya.Sedangkan luas kembang kol mencapai 3789 Ha di tahun 2019, naik dari tahun sebelumnya yang saat itu mencapai 3504 Ha. Untuk luas lahan panen jenis umbi-umbian, khususnya kentang mengalami kenaikan signifikan di tahun 2019, yaitu sebesar 16.452 Ha,dimana di tahun sebelumnya luasnya mencapai 15.461 Ha.

Dalam hal ini, berdasarkan catatan yang dihimpun penulis, antusias kelompok petani perkebunan di Jateng meningkat drastis. Hal ini dikarenakan para kelompok tani mendapatkan keuntungan yang signifikan meskipun bayangan resesi akibat pandemi Covid-10 membayangi selama hampir dua tahun ini. Karena keuntungan besar inilah, menimbulkan sebuah motivasi untuk terus menambah lahan pertanian dan perkebunan sehingga ketersediaan pangan nasional tetap stabil dan komoditi ekspor terus menanjak seiring upaya perbaikan ekonomi nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya