SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Burhan Aris Nugraha/dok)

Ekspor batik Solo ke sejumlah negara terus meningkat.

Solopos.com, SOLO — Amerika Serikat dan Kanada masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar batik dari Solo. Namun, pasar ekspor batik diyakini masih besar karena makin dikenal dunia internasional, terlebih setelah dijadikannya batik sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Vice Director I Batik Pria Tampan, Danang Wahyu Pamungkas, mengungkapkan ekspor batik sejak 2012 memang mengalami pasang surut. Dia menyampaikan pasar ekspor sangat tergantung kondisi politik di negara tujuan ekspor.

Kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang anti-Islam sedikit banyak berpengaruh pada penurunan kinerja ekspor pada 2016. Hal ini karena distributor pun menjadi enggan memesan barang. Selain itu, kasus Rohingya di Myanmar juga membuat ekspor batik ke negara tersebut terhambat.

“Tahun ini ekspor batik mengalami pertumbuhan signifikan. Kinerja ekspor bisa mencapai lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun lalu untuk pemesanan hingga akhir tahun. Bahkan saat ini pemesanan untuk awal 2018 sudah ada. Retailer di Amerika Serikat sedang kencang promosi melalui gathering dan seminar batik. Bahkan banyak perusahaan tekstil yang dulunya enggak ada divisi batik, sekarang ada,” ungkap Danang kepada Solopos.com, Senin (2/10/2017).

Dia mengungkapkan pasar batik di luar negeri sangat besar dan masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Di Indonesia, produsen batik saat ini sangat banyak sedangkan penyerapan tidak terlalu besar.

Namun di luar negeri, khususnya pasar tradisional, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa, peluang masih terbuka lebar karena belum banyak perusahaan yang menggarap pasar tersebut. “Batik di luar negeri itu menjadi pakaian santai sehingga penjualan bisa kontinu, apalagi di wilayah yang memiliki garis pantai panjang, seperti Florida, California, dan lainnya,” ujarnya.

Selama ini Batik Pria Tampan mengekspor kain batik mencapai 100.000 yard setiap bulannya. Pengiriman tersebut kebanyakan ke Amerika Serikat (70%) dan Kanada (30%). Namun ada juga ekspor baju batik, tapi belum banyak, yakni sekitar 15.000 potong.

Menurut dia, pasar Asia belum menjadi perhatian utama karena kalah dibandingkan produk Tiongkok yang mampu memproduksi massal dengan harga murah karena menjadi komoditas tekstil. Meski begitu, Indonesia memiliki keunggulan dari sisi produksi, yakni cara cap.

Batik cap tetap merupakan batik karena menggunakan teknik membatik, yakni menggunakan malam dan sistem pelorotan. “Batik tulis masih sulit untuk diekspor karena kesulitan untuk memenuhi permintaan, misalnya ada pesanan 100.000 yard tentu membutuhkan waktu sangat lama sehingga enggak feasible,” kata dia.

Pemilik CV Anggraeni, Umi Isticharoh, mengatakan tiga tahun ini telah mengekspor kain batik ke Kanada. Pengiriman dilakukan dua bulan sekali sebanyak 30.000 yard. Potensi ekspor ini sangat bagus dan terus berkembang. Umi menyampaikan batik yang dikirim merupakan batik cap atau batik jumputan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Subagiyo, menyampaikan pasar ekspor batik sangat bagus. Berbagai upaya pengembangan ekspor ini pun terus dilakukan, di antaranya pelatihan, pendampingan cara melakukan ekspor, dan mempertemukan dengan buyer yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.

“Amerika dan Eropa masih mendominasi ekspor batik. Namun, saat ini mulai tumbuh pasar baru, seperti Norwegia dan Australia. Kalau Asia belum banyak karena negara di Asia beberapa sudah ada yang punya kain dengan corak batik,” kata dia.

Kepala Seksi Perdagangan Luar Negeri Disdag Solo, Endang K. Maharani, mengatakan secara umum kinerja ekspor batik tahun ini meningkat dan pasar baru mulai tumbuh. Menurut dia, dengan ditetapkannya batik sebagai warisan dunia membuat pamor batik meningkat dan makin dikenal masyarakat internasional.

“Apalagi saat ini batik tidak hanya untuk fashion tapi juga digunakan untuk dekorasi dan aksesori,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya