SOLOPOS.COM - Halaman depan Pasar Klewer Timur. (Solopos TV/Adhika Ali)

Solopos.com, SOLO – "Batik-batike mbak, alus niki sae kagem sarimbit," kata para pedagang Pasar Klewer, Solo setiap kali ada pengunjung yang melintas. Hari ini, Sabtu (10/4/2021) perjalanan tim Ekspedisi KRL Solo-Jogja berlanjut menjelajahi surga belanja batik dan aneka fashion item di Pasar Klewer.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pasar Klewer memiliki sejarah yang panjang. Pasar ini kali pertama diresmikan pada 19 Juni 1971 yang menjadi tonggak pembangunan di era Presiden Soeharto. Sebelumnya pasar ini menjual aneka pakaian bekas. Tetapi seiring perkembangan zaman, Pasar Klewer menjadi pusat tekstil, bahkan disebut sebagai pasar batik terbesar di Asia.

Tidak heran jika banyak pelancong yang berkunjung ke sana untuk berbelanja, kulakan, atau sekadar jalan-jalan. Pasar Klewer kini menempati bangunan baru setelah terjadi musibah kebakaran pada 2014.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Solo Mulai Sasar Pedagang, Diawali dari Pasar Gede dan Klewer

Sejarah

Dikutip dari Pariwisatasolo.surakarta.go.id, Pasar Klewer dulu sempat dijuluki Pasar Slompretan yang artinya terompet penanda keberangkatan kereta api pada zaman pendudukan Jepang.

Kala itu Pasar Klewer menjadi tempat pemberhentian kereta api yang dimanfaatkan sebagai lapak pedagang pribumi. Para pedagang itu menempatkan dagangan berupa batik di pundak sehingga tampak menjuntai ke bawah atau dalam bahasa Jawa disebut kleweran. Inilah yang menjadi cikal bakal nama Pasar Klewer.

Baca juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja: Berburu Kuliner Langka di Pasar Gede, Murah & Wareg Polll!

Aktivitas pedagang di pasar Klewer Solo. (Solopos/Nicolous Irawan)

Memori Manis

Saat memasuki pintu utama pasar Klewer yang cantik, ingatan saya terbawa ke masa kecil. Pasar Klewer bukan tempat asing bagi saya. Semasa SD, mami selalu mengajak saya ke sana setiap menjelang Lebaran untuk membeli baju muslim baru. Sebab pasar ini bukan hanya menjajakan aneka batik, tetapi juga kebutuhan fashion lainnya seperti busana muslim, kaus khas Solo, hingga kain daster yang dijual kiloan. Sungguh memori manis yang berkesan dan mungkin tidak akan saya lupakan sampai hari esok.

Setelah sekian lama tidak ke sana, saya dibuat takjub dengan bangunan Pasar Klewer yang megah. Nuansa sempit, kumuh, dan tidak beraturan di bangunan lama pasar ini lenyap. Kini pasar menjadi lebih rapi dan bersih, sehingga pengunjung bisa berkeliling dengan nyaman.

Saya pun menghampiri salah satu kios batik yang juga menjual aneka kaus bertuliskan Solo yang biasa dijadikan oleh-oleh. Kaus ini amat spesial karena dihiasi sablon maupun bordiran batik yang menjadi ciri khas Solo the Spirit of Java.

Baca juga: 5 Kuliner Kambing Lezat Khas Solo, Nyam Nyam Nyam...

Tim Ekspedisi KRL Solo-Jogja yang digelar Solopos bersama PT KAI Commuter, Badan Otorita Borobudur (BOB), dan Perum Perumnassengaja menjelajahi Pasar Klewer yang menjadi ikon serta surganya belanja di Kota Solo, Jawa Tengah.

Pasar dengan bangunan modern ini masih menjalankan bisnis secara tradisional. Masih ada proses tawar menawar harga yang bisa dilakukan pembeli dengan para penjual. Saya sarankan sebaiknya kalian menawar harga dengan bahasa Jawa agar mendapat diskon, hehehe.

Kemarin saya membeli kaus Solo ukuran jumbo dengan harga Rp40.000 per potong. Harga yang cukup terjangkau untuk ukuran tripel XL dengan kualitas kain yang oke. Saya termasuk orang yang sangat pemilih dalam hal apapun, apalagi soal belanja fashion. Jangan sungkan untuk meminta dicarikan ukuran atau motif tertentu. Para pedagang dengan senang hati melayani kebutuhan pembeli dengan ramah.

pasar klewer
Host Ekspedisi KRL Solo Jogja, Chelin Indra Sushmita, berbelanja di Pasar Klewer Solo. (Solopos TV/Adhika Ali)

Rekan perjalanan saya, Adhika Ali, pun dengan sabar menunggu saya bertransksi dengan pedagang di Pasar Klewer. Biasalah ya, namanya wanita sering kali melakukan tawar menawar yang memakan waktu lama demi mendapat harga paling murah untuk barang terbaik. Jiwa emak-emak saya yang biasa diajak mami belanja meronta-ronta untuk disalurkan.

Selain aneka pakaian, ada juga pedagang yang berjualan aksesori berupa kalung, gelang, tasbih, blangkon, sandal, serta kudapan sebagai oleh-oleh. Ada intip khas Solo, brem, ampyang kacang, dan aneka camilan lainnya. Lengkap dan puas sekali rasanya berkeliling Pasar Klewer sampai tidak terasa tentengan di tangan semakin banyak.

Baca juga: Revitalisasi Taman Balekambang Solo Ternyata Proyek Titipan Jokowi

Lokasi 

Pasar Klewer ini letaknya berdampingan dengan Keraton Surakarta, Masjid Agung, dan Kampung Kauman. Lokasinya tidak jauh dari jalan utama Jl Slamet Riyadi dan Jl Dr Rajiman. Akses menuju Pasar Klewer bisa ditempuh dengan bus Batik Solo Trans (BST) dari Stasiun Solo Balapan maupun Purwosari.

Jika ingin melihat proses pembuatan batik, kalian bisa berkunjung ke Kampung Batik Laweyan maupun Kampung Batik Kauman. Kalau secara lokasi sih dari Pasar Klewer lebih dekat ke Kampung Batik Kauman.

pasar klewer
Lapak pedagang oleh-oleh di Pasar Klewer Solo. (Solopos TV/Adhika Ali)

Menurut sejarah Kampung Batik Kauman dulunya adalah permukiman abdi dalem Keraton Kasunanan yang mempertahankan tradisi membatik. Dibandingkan dengan Laweyan, batik Kauman lebih menampilkan motif batik klasik yang didasarkan pada pakem atau standar keraton. Bisa dikatakan motif batik Kauman lebih merepresntasikan motif batik yang dikenakan di Keraton Kasunanan.

Bagi kalian yang tertarik berkeliling ke Kampung Batik Kauman bisa jalan kaki atau naik becak saja. Lebih murah dan jaraknya juga tidak begitu jauh. Sempatkan juga keliling berwisata sejarah ke Keraton Solo dan wisata religi di Masjid Agung.

Baca juga: 5 Keuntungan Tinggal di Solo, Kota Paling Nyaman di Indonesia

Salah satu kebiasaan saya ketika jalan-jalan ke Pasar Klewer selalu mampir ke Masjid Agung untuk menunaikan salat dan ngadem. Ada rasa aman dan nyaman ketika kaki ini melangkah ke serambi masjid sembari melihat geliat perekonomian yang kembali tumbuh di Pasar Klewer dan sekitarnya setelah setahun lebih digempur pandemi.



Setelah ini kami masih akan meneruskan Ekspedisi KRL Solo-Jogja. Masih penasaran dengan keseruan perjalanan kami? Ikuti terus update perjalanan Ekspedisi KRL Solo-Jogja di Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya