SOLOPOS.COM - Salah satu sudut kawasan eks tambang mangan di di wilayah dusun Kliripan, kalurahan Hargorejo, kapanewon Kokap, Kulonprogo. (Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo)

Solopos.com, KULONPROGO — Pemerintah Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, akan fokus mengembangkan eks kawasan tambang mangan di Dusun Kliripan, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, menjadi kawasan geoheritage.

Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Joko Mursito, mengatakan upaya pengembangan eks kawasan tambang mangan di wilayah Pegunungan Menoreh tersebut juga berlatarbelakang dari diterbitkannya SK situs geoheritage dari Kementerian ESDM kepada Kliripan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kulonprogo ini kan tema besarnya adalah sebagai panggung geowisata terbesar di dunia ya. Terlebih Kliripan ini bagian dari geoheritage dan sudah di SK-kan oleh Kementerian ESDM,” kata Joko pada Senin (28/3/2022).

Baca Juga: Kakak-Adik Asal Jogja Hilang Terseret Ombak di Pantai Glagah Kulonprogo

Ekspedisi Mudik 2024

Joko menyampaikan pihaknya tengah fokus menyiapkan masterplan pengembangan kawasan tambang mangan di Kliripan. Upaya pengumpulan catatan sejarah tambang mangan di Kliripan juga menjadi salah satu upaya yang tengah gencar dilakukan pada tahun ini.

“Tahun ini kita fokus di masterplan dan kajian sejarah [tambang mangan Kliripan] ya. Konsep pengembangannya kita kolaboratif. Kita gandeng sejumlah OPD terkait ya dan juga masyarakat sekitar,” ujar Joko.

Joko menyebutkan jika masterplan maupun kajian sejarah tambang mangan Kliripan telah disiapkan secara matang, upaya selanjutnya yakni akuisisi sejumlah lahan yang dinilai perlu untuk pengembangan geoheritage Kliripan.

Baca Juga: Petani di Kulonprogo Dilatih Pahami Potensi Cuaca Ekstrem, Untuk Apa?

“Kalau masterplan dan sejarah sudah mantap nanti kita akan lakukan upaya akuisisi sejumlah lahan yang dinilai perlu segera diamankan. Setelah itu baru kita restorasi. Target kita ya sekitar tiga sampai lima tahun lah ya. Mudah-mudahan sudah terlihat hasilnya,” jelas Joko.

Sebagai informasi, Kliripan adalah sebuah dusun yang terjal namun pernah memiliki industri tambang Mangan yang cukup besar saat itu pada dekade tahun 1950-an. Tahun 1953 ketika tambang Mangan di Kliripan di buka pertama kali, Belanda kala itu tahu betul jika di Kliripan ini mengandung harta karun yang sangat berguna bagi Hindia-Belanda.

Ketika bangsa Indonesia belum bisa memanfaatkan potensi sumber daya alam, Belanda sudah membawa Mangan ke Eropa. Kliripan pada saat ditambang dulu, daerahnya adalah berbentuk  perbukitan yang diatasnya tumbuh tanaman keras, seperti kelapa itu saja jumlahnya tidak banyak.

Baca Juga: Waduh, 6 Kasus Malaria Ditemukan di Kulonprogo pada Tahun Ini

Hanya terdapat lubang dan sejumlah rumah untuk menampung sementara hasil tambang Mangan dan rumah sederhana sebagai kantor serta jalur rel untuk lori yang berkelok.

Di dalam tanah sendiri terowongan itu hanya berukuran tinggi 2,5 meter dan lebar dua meter, di kanan kiri terowongan di pasang kayu penyangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya