SOLOPOS.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan HB X (kiri) dan Plt. Kepala Perwakilan BI DIY, Miyono saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi, Rabu (24/11/2021).(Istimewa)

Solopos.com, JOGJA — Bank Indonesia (BI) DIY memproyeksi ekonomi DIY pada akhir 2021 tumbuh pada kisaran 5,4-6,2% (yoy). Pada 2022 diyakini juga kondisi penanganan pandemi dan ekonomi akan semakin baik.

Plt. Kepala Perwakilan BI DIY, Miyono mengatakan pada 2021 menjadi tahun kedua sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. Penerapan protokol kesehatan mulai berjalan efektif dan vaksinasi menjadi senjata yang cukup ampuh untuk meredam dampak kesehatan dari Covid-19. Hal tersebut tercermin dari perekonomian DIY yang terus mencatatkan pertumbuhan positif dari awal tahun 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada Triwulan I 2021, ekonomi DIY mampu tumbuh positif 5,80% (yoy) dan semakin kuat di triwulan II dengan pertumbuhan mencapai 11,87% (yoy) dimana menjadi angka pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa. Pada Triwulan III 2021 di tengah kondisi PPKM Darurat Level 4, ekonomi DIY masih mampu mencatatkan pertumbuhan 2,30% (yoy). Sehingga jika diakumulasikan dari triwulan I sampai dengan Triwulan III 2021, ekonomi DIY tumbuh 6,51% (ctc), jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi provinsi lain di Jawa (3,23% ctc) maupun Nasional (3,24% ctc).

Baca Juga: Cegah Pencurian Barang, Gojek Edukasi Driver dan Siapkan Sanksi Tegas

“Berkaca pada pandemi, sinergi dan inovasi menjadi kunci pemulihan ekonomi DIY. Berkaitan dengan itu, sebagai bagian dari ekosistem sosial-ekonomi di DIY, Bank Indonesia senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, dalam memajukan ekonomi DIY,” ucap Miyono, saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi, Rabu (24/11/2021) seperti dilansir Harian Jogja.

Komitmen BI DIY tercermin dari berbagai program kolaborasi pentahelix dengan berbagai pihak, antara lain penyelenggaraan Grebeg UMKM DIY, Forum Komunikasi Ekspor Impor DIY, Program Sinergi Pariwisata Ngayogyokarto (Siwignyo), Program Percepatan Digitalisasi Pembayaran, Program Koordinasi Pengendalian Inflasi Jogja dan Sekitarnya (KOPI JOSS), serta Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah.

“BI DIY tetap optimis bahwa pemulihan ekonomi masih akan terus berlanjut pada 2022, dan memproyeksikan ekonomi DIY pada akhir 2021 tumbuh pada kisaran 5,4-6,2% (yoy). Sementara dari sisi capaian inflasi DIY 2021 diperkirakan masih rendah pada kisaran 1,6–2,0% (yoy). Pada 2022, BI meyakini kondisi DIY akan semakin baik utamanya di bidang penanganan pandemi Covid-19 maupun perekonomian. pada 2022 kami tetap optimis bahwa pemulihan ekonomi masih akan terus berlanjut,” ucap Miyono.

Baca Juga: Toilet SPBU Berbayar Disorot Erick Thohir, Hiswana Migas Bilang Begini

Tiga Tantangan Utama

Faktor utama optimisme itu adalah mobilitas manusia yang diperkirakan semakin meningkat. Beberapa event besar juga akan kembali diselenggarakan secara luring. Meski demikian, semua tidak boleh lengah sedikitpun, dikarenakan ke depan masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Setidaknya terdapat tiga tantangan utama yang perlu diwaspadai, yaitu pertama pandemi Covid-19 yang belum usai dimana mutasi virus Covid-19 masih terus terjadi sehingga kita tidak boleh lengah. Kedua, kondisi ekonomi global masih tidak menentu, yang berpotensi mendorong imported inflation. Ketiga, daya beli masyarakat perlu terus dijaga, sejalan dengan stimulus pemerintah yang mulai dikurangi pada 2022.

“Melihat potensi dan risiko ekonomi yang dihadapi DIY kedepan, Bank Indonesia meyakini pada 2022 ekonomi DIY akan tumbuh pada level moderat di kisaran proyeksi 4,8 – 5,8% (yoy), sedangkan inflasi diperkirakan berada pada kisaran 2,9 – 3,3% (yoy),” ujar Miyono.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X memberikan arahan untuk mencapai level pertumbuhan ekonomi tersebut, serta upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat DIY pertama untuk mencapai herd immunity melalui akselerasi vaksinasi perlu terus digerakkan. “Kita harus terus memperluas cakupan vaksinasi hingga ke daerah-daerah terpencil,” ujarnya.

Baca Juga: Transaksi Digital Banking Bisa Capai Rp48.000 Triliun di 2022

Kedua, pengembangan ekonomi kreatif menjadi potensi unggulan yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi DIY. Gubernur DIY mengajak seluruh stakeholders untuk memberikan perhatian khusus dalam pengembangan bidang ekonomi kreatif dan inovasi teknologi, Information Communication Technology (ICT), termasuk mendukung pembiayaannya.

Ketiga, optimalisasi peran belanja pemerintah, khususnya dalam rangka menjaga daya beli dan menciptakan multiplier-effects. Anggaran belanja pemerintah harus diarahkan agar jangan semata mengejar target beserta SPJ-nya, tetapi melupakan kualitas dan outcome serta impact-nya bagi masyarakat.

Keempat perlu Manajemen-Silang dalam pengelolaan program penanggulangan kemiskinan antar OPD yang sama di tingkat yang berbeda. Hal ini penting agar tidak ada tumpang-tindih, sehingga program lebih efektif dan berdaya-guna.

“Perlu kolaborasi dan sinergi lebih kuat diantara pemerintah dan institusi swasta termasuk perbankan untuk mengoptimalkan arah penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan serta penyediaan infrastruktur dasar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya