SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Harian Jogja-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- Kabar resesi yang menimpa ekonomi Singapura, membuat banyak pihak bertanya-tanya apakah Indonesia akan menyusul. Terlebih selama ini perekonomian Indonesia berada di bawah Singapura.

Diberitakan sebelumnya, dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (14/7/2020), Departemen Perdagangan dan Industri Singapura melaporkan ekonomi Singapura yang tercermin dalam produksi domestik bruto (PDB) terkontraksi atau turun 41,2 persen pada kuartal II/2020.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Koreksi tersebut dibandingkan dengan kuartal I/2020 atau Januari-Maret 2020. Sedangkan jika dibandingkan kuartal II/2019 atau secara tahunan, PDB Singapura tercatat turun 12,6 persen.

2 Maling HP Spesialis Rumah Sakit dan Hotel Lintas Kota Tertangkap di Solo, Ini Identitasnya

Dalam ekonomi makro, resesi atau kemerosotan ekonomi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun. Penjelasan lainnya, resesi terjadi jika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Kondisi ini sudah dialami Singapura.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 masih positif, yakni 2,97 persen secara tahunan (year-on-year). Angka ini lebih rendah daripada pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,07 persen.

“Semua negara mengalami penurunan akibat dampak Covid-19,” kata Kepala BPS, Suhariyanto, di Jakarta, 5 Mei 2020, seperti dikutip Bisnis.com.

Sebaran Covid-19 Indonesia 14 Juli: Jateng Tambah 80 Kasus

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Diperkirakan Negatif

Sementara jika dibandingkan kuartal IV/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2020 tercatat minus 2,41 persen. Angka itu juga lebih rendah dari kuartal IV/2019 yang minus 1,74 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sementara pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 diprediksi terkontraksi pada kisaran minus 3,5 persen hingga minus 5,1 persen.

Proyeksi ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI terkait dengan penyampaian laporan semester I dan prognosis semester II Pelaksanaan APBN 2020, Kamis (9/7/2020).

Boyolali Kini Masuk Zona Kuning Covid-19

Apakah Indonesia akan mengalami resesi? Resesi ekonomi terjadi jika kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi pada kuartal II/2020 dan berlanjut pada kuartal III/2020.

Ekonom Senior Indef, Enny Sri Hartati, mengingatkan seluruh lapisan masyarakat harus bersiap menghadapi periode resesi ekonomi pada tahun ini.

"Suatu negara akan memasuki tahap resesi apabila telah terjadi perlambatan ekonomi yang terjadi secara umum dalam dua kuartal berturut-turut. Resesi berpotensi terjadi karena PDB [produk domestik bruto] kuartal II/2020 sudah pasti minus," katanya ketika dihubungi Bisnis.com, Kamis (25/6/2020).

Status WA-nya Bikin Gaduh, ASN di Wonogiri Berharap Covid-19 Menjangkiti Giriwoyo

Resesi Terjadi Jika Semua Indikator Ekonomi Melambat

Menurutnya, Indonesia akan memasuki periode resesi apabila hampir semua indikator sektor ekonomi mengalami perlambatan. Sektor-sektor tersebut antara lain industri manufaktur, perdagangan, transportasi, dan lainnya.

Dia menambahkan perlambatan kinerja sektor ekonomi berimplikasi pada gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang besar. Hal itu karena, perusahaan atau penyedia kerja sudah tidak bisa menanggung gaji karyawan karena dampak dari pandemi Covid-19.

"Orang yang kesulitan mencari pekerjaan lebih banyak. Bukan cuma mereka yang berpendidikan rendah, tetapi yang berpendidikan tinggi. Kita harus siap menghadapi kesulitan ekonomi," jelas dia.

Fix! Ekonomi Singapura Masuk Jurang Resesi, Ini Penjelasannya

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad berpendapat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III/2020 bisa berlanjut minus. Hal itu sejalan dengan penyebaran Covid-19 yang semakin meluas dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus positif baru.

"Jakarta, Jawan Timur, Jawa Barat, sumbangannya 45 persen ke PDB. Ketiga daerah tersebut didominasi sektor perdanganan. Sementara sektor ini masih terhambat, maka kondisi ekonomi belum akan membaik," katanya.

Dengan kata lain, peluang Indonesia mengalami resesi cukup besar. Meski apakah resesi benar-benar terjadi masih menunggu setidaknya hingga September 2020 atau akhir kuartal III/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya