SOLOPOS.COM - Founder dan CEO Mobile Pangan (Mangan), Hamzah menunjukkan aplikasi yang dikembangkannya yang dirancang untuk memudahkan wisatawan mencari referensi kuliner di tempat wisata yang dikunjungi, Rabu (26/4/2017) lalu. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Ekonomi kreatif kali ini memanfaatkan teknologi.

Harianjogja.com, JOGJA — Kemajuan sektor pariwisata tidak sekadar mengangkat potensi objek wisata. Bisnis kuliner yang dikelola usaha mikro, kecil dan menengah juga turut andil dalam memajukan pariwisata suatu daerah. Menjawab kebutuhan wisatawan akan referensi kuliner, beberapa anak muda asal Solo mengembangkan platform berbasis aplikasi, Mobile Pangan atau Mangan.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Usaha kuliner menjadi bisnis yang tengah menjadi primadona. Melihat menjamurnya usaha kuliner di Kota Solo, Hamzah dan beberapa temannya membuat sebuah platform untuk mengakomodir kebutuhan wisatawan akan referensi wisata kuliner. Pasalnya, setiap momen liburan, baik di pertengahan maupun akhir tahun, Kota Solo selalu ramai dikunjungi wisatawan.

CEO Mobile Pangan (Mangan) ini mengungkapkan kebanyakan dari wisatawan kebingungan tentang potensi menarik apa di Kota Solo. Pemkot Solo kemudian mempromosikan bahwa yang bisa dikunjungi di kota tersebut adalah wisata kuliner.

“Dari situ kami ingin mengumpulkan kuliner-kuliner di Solo dalam satu wadah, yakni dengan merancang sebuat aplikasi, Mobile Pangan atau Mangan. Harapannya, supaya wisatawan yang datang ke Solo tidak lagi kebingungan,” ujar Hamzah saat ditemui, Rabu (26/4/2017) lalu di Hotel Harper dalam sebuah acara.

Aplikasi Mangan kali pertama meluncur di toko aplikasi milik Google, Playstore pada 1 Agustus 2016 dan mulai dapat diakses di Applestore pada 18 Januari 2017. Hamzah mengungkapkan aplikasi ini dirancang untuk menyediakan ulasan tentang kuliner yang lengkap bagi wisatawan.

Sejak diluncurkan, aplikasi ini disambut baik oleh pengguna ponsel pintar dan wisatawan yang membutuhkan referensi tentang wisata kuliner. Hingga saat ini, aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 5.000 kali dan rata-rata per bulan diakses oleh 8.000 pengakses, baik melalui aplikasi, maupun channel lainnya seperti Instagram dan media sosial.

“Seiring perjalanannya, ternyata kebutuhan masyarakat untuk referensi kuliner sangat tinggi. Oleh karena itu, kami mulai memasuki pasar yang lebih luas. Salah satunya, kami mulai dengan berekspansi ke Jogja,” ungkap lulusan Informatika Universitas Negeri Surakarta ini.

Angkat UMKM Kuliner

Tak sekadar menjadi platform penyedia informasi kuliner bagi wisatawan. Mobile Pangan atau Mangan juga mengemban misi dalam upaya mendukung industri UMKM, terutama di segmen kuliner.

“Selama ini, persoalan yang dihadapi UMKM adalah pemasaran. Melalui aplikasi ini, kami ingin mempertemukan pengusaha UMKM kuliner ini dengan pasarnya,” ungkap Hamzah.

Tahun ini, aplikasi ini mulai mengembangkan sayap bisnisnya dengan membidik pasar Jogja. Hamzah mengatakan kota ini memiliki luasan yang lebih besar di bandingkan Solo. Selain itu, potensi wisata kuliner yang ditawarkan Kota Jogja juga lebih heterogen.

“Maka dari itu, kami menargetkan aplikasi ini dapat diunduh hingga 10.000 kali. Karena kami meyakini kota ini memiliki kuliner yang lebih heterogen. Setelah Jogja kami juga akan merambah Jakarta, Surabaya dan Bandung,” jelas Hamzah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya