SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka melambaikan tangan menyapa warga saat,naik perahu menyusuri Sungai Bengawan Solo, Pucangsawit, Jebres, Solo, Selasa (29/3/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SUKOHARJO – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo merespons temuan Ekologi dan Observasi Lahan Basah (Ecoton) terkait tiga sungai besar di Jawa, yakni Brantas, Bengawan Solo, dan Citarum yang tercemar mikroplastik.

Berbeda dengan Ecoton yang menyebut pencemaran berlevel darurat, pencemaran air Sungai Bengawan Solo dikatakan DLH berkategori ringan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, tak memungkiri Bengawan Solo yang menjadi sumber air strategis yang melintasi wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur tercemar oleh sampah dan limbah pabrik.

Sampah plastik dan limbah pabrik dibuang di anak sungai Bengawan seperti Kali Samin dan Kali Langsur.

Baca Juga: Pencemaran Sungai Bengawan Solo, DLH Sukoharjo: Limbah Ciu Selalu Jadi Kambing Hitam!

“Prediksi saya, sampah plastik yang paling besar mencemari Bengawan Solo. Indonesia penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah Tiongkok,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Kamis (14/4/2022).

Agus menyebut pemerintah rutin melakukan uji baku mutu air untuk menentukan kualitas air sungai. Dalam setahun, uji baku mutu air dilakukan dua kali dengan mengambil sampel air di lima anak Sungai Bengawan Solo dan saluran drainase perkotaan.

Kelima anak Bengawan Solo itu yakni Langsur, Samin, Palur, Tanggul, dan Premulung.

Baca Juga: Tercemar Mikro Plastik, Ikan Asli Sungai Bengawan Solo Punah

Pada 2021, petugas dari DLH Sukoharjo mengambil sampel air di 24 lokasi anak Sungai Bengawan Solo. Hasilnya, baku mutu air di 17 lokasi tercemar limbah kategori ringan. Sedangkan tujuh lokasi lainnya memenuhi baku mutu air.

“Tujuh lokasi anak sungai yang memenuhi baku mutu yakni Langsur hilir, Tanggul hulu, Samin hulu dan Premulung hilir saat musim penghujan. Sedangkan saat musim kemarau di Samin hulu, Palur hulu, dan Premulung hilir. Lokasi lainnya ada pencemaran air sungai dengan kategori ringan,” ujar dia.

Hasil uji baku mutu air sungai itu tak berbeda jauh dibanding uji baku mutu air sungai yang dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) pada Oktober 2021.

Baca Juga: Pencemaran Bengawan Solo, Ecoton: Cabut Izin Lingkungan

Hasil uji baku mutu air di Sungai Bengawan Solo menunjukkan ada pencemaran air sungai kategori ringan.

Disinggung ihwal Sungai Bengawan Solo tercemar mikroplastik, Agus menyampaikan selama ini, pemerintah belum pernah menguji secara khusus mikroplastik di anak-anak Sungai Bengawan Solo.

“Parameter pencemaran air sungai merujuk pada uji baku mutu air. Nah, mikroplastik tidak tercatat dalam parameter tersebut. Jadi belum ada regulasi yang mengatur terkait mikroplastik,” papar dia.

Sementara itu, pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi, menyatakan pemerintah dinilai gagal dalam mengendalikan pencemaran air di tiga sungai besar di Jawa.

Pemerintah tak serius dalam mengawasi industri yang membuang limbah cair dengan pengolahan tidak sempurna. Selain itu, tak ada sanksi tegas yang diberikan kepada pembuang limbah cair yang merusak ekosistem sungai.

Baca Juga: Ecoton somasi Presiden SBY

Ecoton melayangkan somasi kepada sejumlah gubernur atas pencemaran air sungai akibat mikroplastik. Keempat gubernur itu yakni Jawa Barat, Jawa Tengah,dan Jawa Timur.

“Kondisi pencemaran air sungai tak lagi parah namun sudah darurat. Karena itu, kami melayangkan somasi kepada sejumlah gubernur karena tak mampu dan terkesan membiarkan pencemaran air sungai selama bertahun-tahun,” papar dia.

Dalam kajian Ecoton, sungai-sungai strategis di Jawa itu menjadi lokasi pembuangan limbah pabrik tekstil dan pabrik kertas. Ada enam pabrik yang membuang limbah dalam volume besar dan menimbulkan konflik lingkungan dengan masyarakat setempat.

Salah satunya adalah PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Kecamatan Nguter. Perusahaan produsen serat rayon itu mengalirkan limbah cair lewat pipa yang ditanam di dasar Kali Gupit yang mengalir ke Sungai Bengawan Solo.

Baca Juga: Dugaan Pencemaran Lingkungan PT RUM Sukoharjo, KLHK Periksa 8 Saksi



Namun, pipa limbah kerap bocor sehingga air limbah bercampur dengan air sungai yang menimbulkan bau busuk.

Saat dimintai konfirmasi ihwal pencemaran air sungai, General Manager (GM) HRD PT RUM, Hario Ngadiyo, belum merespons saat dihubungi Solopos.com lewat telepon.

Begitu juga saat Solopos.com mengirim pesan Whatsapp tidak dibalas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya