SOLOPOS.COM - Ilustrasi perekaman data e-KTP. (JIBI/Solopos/Dok.)

E-KTP Jateng masih menyisakan banyak pekerjaan karena 1,7 juta warga Jateng belum melakukan perekaman data.

Semarangpos.com, Semarang — Tak kurang dari 1,7 juta warga Jawa Tengah (Jateng) atau sekitar 5,02% warga wajib KTP belum melakukan perekaman data kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP). Oleh karenanya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta para petugas di tingkat RT hingg pemerintah kecamatan untuk melakukan upaya jemput bola dengan mendatangi warganya sehingga segera melakukan perekaman data.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Hal itu disampaikan Ganjar saat menggelar dialog interaktif program Mas Ganjar Menyapa di Rumah Dinas Gubernur, Puri Gedeh, Gajah Mungkur, Kota Semarang, Selasa (13/9/2016). “Petugas di kecamatan kelurahan, RW-RT diharapkan bisa membantu mendata agar lebih cepat. Ilmu ngopyak-ngopyak bisa lewat wara-wara, jemput bola, mobil keliling, atau membuat layanan di beberapa tempat,” ujar Ganjar dalam dialog interatif bertajuk ‘KTP Elektronik Menuju Tertib Adminstrasi Kependudukan’ itu seperti dilansir situs resmi Pemprov Jateng, Selasa (13/9/2016).

Dalam kesempatan itu Ganjar mengambil contoh Kota Bandung yang menerapkan daftar antrean secara elektronik. Warga wajib KTP yang akan melakukan perekaman didata lebih dulu secara elektronik sehingga tidak terjadi antrean yang panjang di kantor kecamatan. “Itu inovasi bagus, pemerintah kabupaten dan kota di Jateng bisa meniru. Mungkin dengan cara lain yang sering ada di desa, seperti pertemuan pengajian, rapat RT, PKK, Posyandu itu tempat petugas untuk melakukan perekaman secara bergilir,” katanya.

Ganjar menambahkan selama ini keberadaan mobil keliling sebgai sarana perekaman data KTP eletronik di Kota Semarang, Solo, Kabupaten Jepara, Purworejo, Batang, Boyolali, Banyumas, Karanganyar, dan Kebumen, cukup membantu mengejar target perekaman, terutama untuk warga yang berada di daerah pelosok. Meski demikian, Ganjar tidak menganjurkan pengadaan mobil keliling itu bagi daerah yang belum memiliki, karena masih ada strategi lain yang bisa dilakukan, salah satunya dengan menjalin koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

“Pemda bisa melakukan beragam inovasi, tidak harus dengan mobil keliling, yang penting greget niatnya ada, karena banyak cara untuk mendorong warga. Bisa pula dengan menggunakan alat portable sehingga bisa diangkat-angkat ke daerah-daerah lain,” imbuh Ganjar.

Sementara itu, perekaman data e-KTP belum mencapai target juga dikarenakan beberapa alasan. Alasan itu antara lain, masih adanya warga yang berada di luar kota atau luar negeri, menganggap e-KTP tidak penting, terlalu sibuk, atau bisa juga tidak tahu menahu adanya program e-KTP. Selain itu, kendala lainnya adalah keterlambatan persediaan blangko di tingkat pemerintah kecamatan menyusul keterlambatan blangko e-KTP dari pemerintah pusat.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya