SOLOPOS.COM - Ilustrasi E Commerce (Dok. Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kemajuan teknologi telah memudahkan berbagai pelaku ekonomi dari seluruh dunia bertransaksi lebih cepat. Hal itu berdampak salah satunya pada pertumbuhan loka pasar daring (e-commerce) di Tanah Air.

Tidak dipungkiri e-commerce punya dampak besar pada kehidupan dan gaya hidup masyarakat, termasuk menciptakan peluang ekonomi baru.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bisnis secara perorangan juga lebih mudah dibuka lewat e-commerce, walaupun berdasarkan hasil pendataan survei e-commerce oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sampai 15 September 2022 hanya 34,10% usaha yang melakukan kegiatan ini.

Sebanyak 65,90% usaha di Indonesia tidak melakukan kegiatan e-commerce.

Pada 2021, pemilik usaha e-commerce di Indonesia didominasi generasi milenial yaitu mereka yang lahir antara tahun 1980-1995 seperti menurut data BPS.

Kepemilikan usaha oleh generasi milenial pada 2021 mencapai 34,47% untuk rentang usia 35-44 tahun dan 23,37% untuk kelompok umur 25-34 tahun.

BPS menyebut milenial menguasai kepemilikan e-commerce karena teknologi lahir hampir bersamaan dengan pertumbuhan generasi milenial.

Sementara itu, pemilik dan tenaga kerja usaha e-commerce pada 2021 didominasi laki-laki sebesar 53,85%.

Survei e-commerce yang dilakukan BPS juga menunjukkan terjadi peningkatan jumlah usaha yang baru beroperasi dan langsung ekspansi online. Pada 2021 sebanyak 49,82% usaha langsung melaksanakan kegiatan e-commerce saat baru beroperasi.

E-commerce membuka pasar secara daring atau online. Seiring berjalannya waktu muncullah marketplace, yaitu lokasi jual beli produk lewat platform yang menghubungkan seller dan konsumen.

Sejak perkembangan e-commerce yang pesat sudah banyak marketplace bermunculan, mulai dari JD.ID, bukalapak, Tokopedia, Lazada, dan Shopee.

Dilansir dari data iPrice terkait Peta E-Commerce Indonesia pada kuartal II 2022, Tokopedia memiliki 158.346.667 pengunjung bulanan, sementara Shopee 131.296.667.

Selisih pengunjung bulanan kedua marketplace ini sebesar 22.050.000. Meski begitu, Shopee mendapat peringkat 1 di AppStore untuk perangkat dengan sistem operasi iOS dan di PlayStore untuk Android.

Besarnya peluang penjualan lewat marketplace ternyata belum dapat menarik pemilik usaha e-commerce untuk beralih ke platform tersebut.

Data BPS menunjukkan pada 2021 hanya ada 20,64% usaha e-commerce yang memiliki akun penjualan di marketplace. Solopos.com mendapatkan data terbaru dari Shopee terkait pelaku usaha e-commerce di platform mereka.

Shopee mencatat banyak UMKM berhasil mengembangkan bisnis mereka lewat marketplace sepanjang 2022. Total pesanan produk UMKM pada puncak kampanye 12.12. Birthday Sale meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan hari biasa.

Shopee mengklaim tren produk lokal yang digemari penggunanya antara lain; kecantikan yakni lipstik, eyeliner, parfum;  kategori pakaian yakni celana kulot dan kemeja linen (merujuk pda gaya kasual); kategori makanan & minuman yakni makanan instan dengan kemasan kekinian.

Dilansir dari rilis berita Shopee berjudul Akhiri Tahun 2022, UMKM Torehkan Peningkatan Performa Melalui Shopee 12.12 Birthday Sale program-program Shopee berhasil meningkatkan aktivitas pengguna di marketplace tersebut dan transaksi jual beli makin ramai dilakukan contohnya dari Shopee Live, Shopee Video, dan Shopee Games.

Lebih dari 450.000 produk ditampilkan di Shopee lewat tagar #RacunShopee di Shopee Video. Data Shopee juga menuliskan pengguna berhasil mengumpulkan lebih dari 165 juta Koin Shopee selama 10 hari sejak Shopee Pets diluncurkan per 2/12/2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya