SOLOPOS.COM - Dyah Listyarini (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Dyah Listyarini (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Coba tanyakan lirik lagu Ebony and Ivorymilik Stevie Wonder/Paul Mc Cartney pada Public Relations (PR) Manager Best Westren Premier Hotel Solo, Dyah Listyarini. Wajah wanita ayu ini pasti akan berbinar senang. Lagu lawas ini benar-benar merasuk dalam dirinya. Di ponselnya pun ada lagu ini yang tersimpan di sana.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada apa dengan Ebony and Evory? Ternyata lagu ini adalah lagu berbahasa Inggris pertama yang dihafal Dyah. Dia menghafal lagu itu sedari duduk di bangku kelas 1 SD. “Waktu itu ibu, juga kakak saya menyadari kalau saya ini suka bernyanyi. Akhirnya saya diajari. Sambil pakai baju, kakak terus berdendang. Akhirnya saya hafal,” ujar Dyah, saat berbincang dengan Espos.

Suara indah yang dimilikinya membuat dia selalu menjadi pilihan gurunya untuk mendendangkan lagu-lagu kasidah di setiap event SD. Di bangku SMP dan SMA, Dyah semakin mengasah kemampuan bernyanyinya dengan bergabung dalam sebuah band. Karier menyanyi ibu dua anak yang telah setahun lebih empat bulan menjadi PR Manager Best Western Hotel ini kian melejit saat kuliah di Universitas Satya Wacana, Salatiga. Saat itu, Dyah kerap diminta bernyanyi di event< .em> pernikahan.

Kebiasaan bernyanyi di hadapan banyak orang inilah yang rupanya mengasah mental Dyah untuk berhadapan dengan publik. Apalagi pekerjaan sebagai PR Manager menuntut dia untuk lincah berbicara. Belakangan, wanita yang pernah lima tahun mengelola bungalow di Bali ini pun didaulat menjadi salah satu host dalam sebuah acara on air di radio SOLOPOSFM. “Kebetulan saya kebagian jatah membahas tema-tema hot. Terus terang ini pengalaman pertama saya, jadi penyiar. Tapi saya tidak takut, asalkan itu positif dan saya mampu, mengapa tidak?” ujarnya.

Berbagai tahapan dalam karir telah dilalui wanita kelahiran Salatiga, 20 Agustus 1976 ini. Sebelum menggawangi persoalan PR di Solo, dia pernah bekerja pada perusahaan furnitur sebagai sekretaris. Empat tahun dia mendalami pekerjaan itu di Semarang. Kemudian, tawaran bekerja di Aqsa International, sebuah perusahaan ekspor di Solo, datang menghampiri. Dyah pun tak menolak tawaran itu, sebab ingin lebih dekat dengan sang ibu dan anaknya yang tinggal di Salatiga.

Di Aqsa International itulah, sekitar tahun 2009, dia dipercaya merintis anak usaha perusahaan tersebut di bidang pariwisata. Dyah ikut menyumbangkan pikirannya membangun perusahaan yang sempat menjualkan tiket Sepur Kluthuk Jaladara. Dari sanalah, dia mengenal dekat orang-orang Solo dan akhirnya merasa nyaman bekerja di Solo. “Dari dulu awalnya tidak suka dengan Solo, sekarang saya suka Solo. Kota ini indah, dan rasanya saya betah di Solo,” kata dia, yang bercita-cita membuka bisnis belanja online sebagai sampingan.

Tika Sekar Arum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya