SOLOPOS.COM - Raden Mas Said atau Mangkunegara I. (Istimewa/wikipedia.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Wonogiri menjadi daerah yang penting dalam sejarah kehidupan Raden Mas (RM) Said. Dusun Nglaroh yang terletak di Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah menjadi tempat RM Said menyusun strategi

Nglaroh sendiri berasal dari kata ngelar roh yang berarti memusatkan jiwa. Di dusun inilah terdapat sebuah batu prasasti peninggalan Raden Mas Said yang bernama Watu Gilang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Batu tersebut sempat menjadi tempat duduk Raden Mas Said saat menyusun strategi melawan Belanda. Setiap tanggal 1 Muharrom, Prasasti Nglaroh ini menjadi tempat utama dalam perayaan satu Sura.

Dilansir dari artikel berjudul Dusun Nglaroh, Wonogiri: Basis Perjuangan Politik Raden Mas Said 1742-1757 oleh Ilham Galih Pambudi dan Yoel Kurniawan Raharjo pada 2018, perjuangan RM Said di Nglaroh ini bisa dibagi dalam tiga tahap.

Pertama, ketika dia meloloskan diri keluar dari benteng Kartasura dan membantu RM Garendi atau Sunan Kuning serta melibatkan diri dalam perlawanan Tionghoa antara tahun 1742–1743.

Baca Juga: Kisah Candi Pesing Jatisrono Wonogiri yang Mulai Bersih sejak 2011

Kedua, bersama Pangeran Mangkubumi melawan Sunan Paku Buwono II dan Sunan Pakubuwono III tahun 1743 – 1755.

Ketiga, sesudah Paliyan Nagari menghadapi tiga lawan sekaligus, yakni Sunan Paku Buwono III, Sultan Hamengku Buwono I (Pangeran Mangkubumi) dan VOC tahun 1755 – 1757.

Setelah RM Said lolos dari istana Kartasura sewaktu geger Pacinan tahun 1742, bersama para pengikutnya menyusun strategi di Dusun Nglaroh. RM Said memutuskan pasukannya berlatih perang di Nglaroh sehingga berhasil menundukkan Madiun dan Ponorogo.

RM Said memiliki semboyan tiji tibeh, mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh yang artinya mati satu mati semua, berjaya satu berjaya semua. Semboyan ini digunakan mengobarkan semangat juang RM Said dan para pendukungnya.

Baca Juga: Asale Kampung Kajen Wonogiri, Tempat Tinggal Orang Terhormat

Perang antara orang-orang Tionghoa melawan Kompeni yang dimulai sejak Oktober 1740 di Batavia dengan ditandai pembantaian orang-orang Tionghoa di Batavia.

Selanjutnya merembet ke pedalaman Mataram sehingga terjadilah persekutuan Tionghoa dan Jawa melawan Kompeni yang bersekutu dengan penguasa Mataram (Sunan Pakubuwono II) berakhir pada tahun 1943.

Perang tersebut merupakan perang terbesar yang pernah dilakukan VOC (Kompeni) sejak berdiri tanggal 20 Maret 1602 hingga bubar pada tahun 31 Desember 1799.

RM Said yang lahir 7 April 1725 merupakan putra dari Pangeran Arya Mangkunegara dan R.R. Wulan. RM Said dijuluki sebagai Pangeran Sambernyawa oleh VOC karena setiap VOC melawannya terdapat banyak korban yang mati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya