SOLOPOS.COM - Dumbeg Rembang (Sumber: Suara.com)

Solopos.com, REMBANG — Dumbeg adalah makanan khas Kabupaten Rembang yang mirip dengan dodol. Panganan ini dibuat dari olahan tepung beras serta gula merah yang direbus dengan air hingga menjadi juroh. Kemudian adonan Dumbeg dibungkus secara unik menggunakan daun lontar.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Jumi Sri Lismawati, Sabtu (3/7/2021), makanan ini biasanya dijumpai pada saat acara 1 pekan setelah pernikahan pengantin yang disebut sebagai acara sepasar.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Sejarahnya, Dumbeg ini muncul pada abad ke-15 hingga 16 di Pulau Jawa bagian pesisir utara yang menjadi salah satu sasaran wilayah dakwah para Walisongo. Sebab, kawasan pantura sangat strategis sebagai pusat perdagangan dan jalur diplomasi internasional melalui maritim.

Baca Juga : Gapura Rentheng, Kreativitas Wong Temanggung yang Menuai Rezeki

Konon, sejarahnya makanan Dumbeg ini menjadi salah satu camilan favorit para wali. Dumbeg kerap kali menjadi sajian atau suguhan untuk tamu yang datang ke rumah. Selain itu, Dumbeg juga disajikan di acara-acara tradisi, seperti sedekah bumi yang sudah menjadi makanan wajib saji.

Dumbeg juga memiliki filosofi yang dipercaya sebagai simbol kesuburan dan simbol lambang laki-laki yang juga disebut lingga. Dalam tradisi Jawa Kuno, pasangan Dumbeg adalah jadah atau ketan yang menjadi simbol perempuan. Dengan demikian, kedua makanan tradisional tersebut melambangkan suatu kesuburan  dan tonggak dari peradaban.

Dumbeg Rembang yang paling lezat kebanyakan berasal dari dari sebagian besar desa di wilayah Kecamatan Sulang, Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur dan Desa Mondoteko, Kecamatan Rembang. Bahan-bahan untuk membuat Dumbeg ini antara lain; 1 liter santan kental, 250 gr gula pasir atau gula merah, 1 sendok the garam, ½ kg tepung beras, 2 sendok makan air kapur sirih dan lebar daun lontar.

Baca Juga : Jago Arahkan Gaya, Fotografer Cilik Semarang Ini Bikin Kagum

Proses membuatnya bermula dari mencampurkan santan kental, gula pasir/gula merah dan garam yang kemudian direbus hingga mendidih dan jika sudah mendidih, angkat dari kompor dan biarkan hangat. sementara itu untuk adonan Dumbeg, campurkan tepung dengan air kapur sirih kemudian diaduk rata.

Lalu campurkan adonan tepung dengan olahan santan, gula dan garam yang sebelumnya direbus, kemudian aduk hingga menjadi adonan cair. Setelah itu masukan adonan ke daun lontar yang sudah dibentuk seperti contong kerucut, lalu dikukus hingga matang

Dumbeg ini biasanya dijual di pasar atau di tempat-tempat wisata seperti Lasem. Satu corong Dumbeg ini dihargai Rp2.000. Berdasarkan komposisi atau bahan pembuatannya, panganan ini memiliki rasa yang lengkap, mulai dari gurih dari garam dan santan dan manis dari gula pasir atau gula merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya